Penurunan angka stunting di Provinsi Jawa Tengah lebih cepat dibanding nasional, kata Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Tengah drg. Widwiono, M.Kes.selama dua tahun secara nasional bisa turun di angka 24,4 persen, tetapi Jateng bisa turun lebih cepat di angka 20,9 persen
"Alhamdulillah di Jateng sudah lebih cepat dibandingkan dengan nasional," kata Widwiono pada peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) 2022 tingkat Jateng yang dipusatkan di Desa Watukumpul Kecamatan Parakan Kabupaten Temanggung, Rabu.
Ia menyebutkan dua tahun lalu stunting nasional masih di angka 27,6 persen, demikian juga Jateng hampir sama di angka 27,6 persen. Namun selama dua tahun secara nasional bisa turun di angka 24,4 persen, tetapi Jateng bisa turun lebih cepat di angka 20,9 persen.
"Alhamdulillah ini berkat kerja keras, kerja sama semua pihak di bawah kepemimpinan Bapak Gubernur Ganjar Pranowo," katanya.
Baca juga: Masih cukup tinggi, Jawa Tengah bentuk tim penurunan "stunting"
Widwiono menyampaikan untuk ke depan semua sudah sepakat dengan pembentukan tim percepatan penurunan stunting tingkat provinsi, tingkat kabupaten/kota, tingkat kecamatan, tingkat desa/kelurahan dan secara operasional sudah dibentuk tim pendamping keluarga (TPK) yang terdiri atas 27.931 tim.
Ia menuturkan tim akan bergerak secara bersama-sama untuk lebih mempercepat lagi penurunan stunting.
Kalau Presiden menargetkan angka stunting turun menjadi 14 persen tahun 2024, maka di Jateng insyaallah tahun 2023 stunting bisa turun 14 persen, artinya satu tahun lebih cepat dari target nasional.
Baca juga: Tim UI lakukan penelitian kasus tengkes di Temanggung-Jateng
Berkenaan dengan peringatan Harganas 2022 BKKBN Jateng juga melaksanakan kegiatan pelayanan KB dengan pelayanan 184.000 dalam waktu dua hari.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo usai menghadiri peringatan Harganas 2022 tingkat Jateng, bersyukur bahwa angka stunting di Provinsi Jateng sudah turun menjadi 20,9 persen.
"Mari digerakkan lagi dan kali ini dipusatkan di Temanggung dan ditindaklanjuti dengan memberikan makanan bergizi sebanyak 160 paket," katanya.
Ganjar meminta seluruh kekuatan seperti kader PKK, kader posyandu dan lainnya untuk membantu, bahkan swasta juga terlibat.
Baca juga: BKKBN: Jateng masuk kasus "stunting" berprevalensi tinggi Indonesia
"Saya juga titip agar warga didorong untuk menanam tanaman pangan pendamping padi agar kemudian mereka punya alternatif pangan yang cukup karena sekarang dunia sedang berubah, dunia sedang bergerak yang problem pangan menjadi isu internasional," katanya.
Ia menyampaikan kalau tidak bisa memenuhi kebutuhan pangan maka generasi ke depan akan sangat berbahaya, maka hari ini digerakkan dengan pangan, dengan pencegahan stunting, dengan kampanye jangan menikahkan anak sebelum cukup umur.
"Sebelum menikah periksa dulu, kandungannya dicek kalau sudah hamil dan seterusnya, mudah-mudahan stunting bisa diatasi," katanya.
Pada kesempatan tersebut Ganjar melepas Tim Turing Sehati (Turun Atasi Stunting Sehat dan Bergizi.
Baca juga: BKKBN apresiasi Boyolali miliki angka stunting terendah di Jateng
Pewarta: Heru Suyitno
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2022