ada pembeli kasih uang Rp100 ribu, nggak mau dikasih kembalian, saya nangis di situ
Bagaikan iseng-iseng berhadiah, seorang wanita bernama Lina (36) mulai memanen hasil buah keisengan yang dimulainya pada lima tahun yang lalu.
Bermula membuka sebuah platform video daring, ia mendapatkan ide untuk membuat ondel-ondel. Ya, salah satu ikon budaya Betawi ini menjadi hal yang ada dalam pikiran saat itu mengingat ia merupakan warga kelahiran Jakarta.
Baca juga: Perajin manfaatkan botol air mineral jadi miniatur ondel-ondel
Tak berpikir panjang, wanita tiga anak ini mulai mengumpulkan bahan, seperti bekas botol air mineral, spons dan kertas origami yang direkatkan dengan lem tembak (glue gun).
Mulai menempelkan botol dan beberapa bahan lain, akhirnya ia dapat berkreasi menghasilkan ondel-ondel pertamanya. Sayangnya, ondel-ondel tersebut masih memiliki penampilan yang kurang bagus.
“Saya aja yang bikin nggak suka, gimana orang lain,” tutur Lina.
Tetap percaya dengan kemampuannya, ia terus berpikir dan mencari ide agar ondel-ondel mini buatannya bagus sehingga memiliki nilai jual.
Dengan berulang kali mencoba, akhirnya menemukan “racikan” yang tepat, ia tak lagi menggunakan kertas origami namun mengganti dengan kain perca ditambah dengan pita juga mote.
Lantas ia pun memamerkan kepada suaminya Vian (33). Sang suami pun tak menyangka istri tercinta berhasil membuat miniatur ondel-ondel. Bak gayung bersambut, Vian pun membantu Lina memproduksi ondel-ondel.
Baca juga: Para perawat ikon Betawi
Menuai hasil
Berhasil membuat ondel-ondel mini, Lina lantas memberanikan diri dengan membawa puluhan ondel-ondel ke Jalan Landas Pacu Barat atau yang dikenal dengan Jalan Akbar, Kemayoran.
Tak disangka, dagangannya ludes terjual dalam beberapa jam saja. Lina membawa uang pertama hasil jualan ondel-ondel sekitar Rp800 ribu.
Seakan tak ingin sukses sendirian, sepulangnya berdagang Lina menceritakan kepada sang ayah bernama Lili yang tinggal bersebelahan di sebuah rumah petak yang dihuni dan mengajak untuk berjualan ondel-ondel.
Sempat ragu dengan ajakan putri satu-satunya ini, Lili lantas mulai belajar membuat ondel-ondel bersama sang anak dan ikut menjual karyanya di jalan akbar, Kemayoran.
Merasakan apa yang dirasakan Lina, Babeh Lili sebutan akrabnya dikerubungi pembeli mulai dari emak-emak hingga anak muda.
Melihat antusiasme pasar, keduanya pun membuat kartu nama untuk disebar ke pembeli agar mendapatkan pesanan lagi.
Dalam beberapa hari, mulai dirasakan keduanya. Ponsel mulai berdering, pesanan mulai masuk sedikit demi sedikit tapi pasti. Pertanda usaha memang tak mengkhianati hasil.
Baca juga: Kisah dua sahabat bangun perusahaan logistik berbasis digital
Pandemi melanda
Pada 2020 awal mula SARS-COV-2 atau virus COVID-19 melanda Indonesia dan diumumkan terjadinya pandemi berdampak bagi Lina.
Telepon seluler yang seringkali berdering, pesanan ondel-ondel yang biasanya masuk dari pelanggan mulai senyap seakan hilang bak hilang ditelan bumi.
Tak ingin berdiam diri, pasrah dengan keadaan. Lina tetap memproduksi ondel-ondel dan menjualnya dengan keliling dari rumah ke rumah, kampung ke kampung.
Meski pulang membawa sedikit rezeki yang hanya cukup untuk makan, ia tetap bersyukur meski dalam hati ingin menangisi keadaan yang berbanding terbalik dari sebelumnya.
Diceritakan pula, ia sempat berdagang di lampu merah Galur bersama dengan putrinya untuk menjajakan ondel-ondel buatannya. Penghasilan suaminya sebagai pengemudi "mobet" (becak motor) juga tak menentu memaksa Lina turut serta membantu perekonomian keluarganya.
Masih ada orang baik yang membeli karyanya, bahkan uang dilebihkan dari harga seharusnya.
“Itu saya inget banget, ada pembeli kasih uang Rp100 ribu, nggak mau dikasih kembalian, saya nangis di situ,” ungkap Lina.
Dua tahun berlalu, pelonggaran Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) diberlakukan, berdampak baik bagi ibu tiga anak ini. Penghasilannya mulai merangkak naik, orderan sedikit demi sedikit mulai masuk. Hal baik yang patut disyukuri.
Baca juga: AHY tunjuk Ketua Demokrat DKI jadi bapak angkat kesenian ondel-ondel
Kendala lain
Seiring dengan peningkatan pesanan, kendala lain mulai muncul, yakni pengepul botol bekas acap kali tak mengirim botol pesanan Lina.
Pesanannya pun terpaksa mundur dari tenggat waktu biasanya. Tak ingin mengecewakan pelanggan, ia mengatasinya dengan keliling mencari botol dibantu suami dan ketiga anaknya dengan motor becak, kendaraan suaminya dalam mencari nafkah.
Dengan perlahan, ia melihat kanan kiri mencari-cari botol, lalu anak-anak membantu memunguti, kadang keluarga ini mencari botol dari sore hingga malam hari.
Mengetahui sang ibu membutuhkan botol mineral, ketiga anaknya saat tengah asyik bermain bersama teman, apabila melihat botol air mineral. Seketika diambil dan dibawanya pulang untuk diberikan kepada sang ibu. Sontak saja, kelakuan anak-anak membuat ia terenyuh hingga berurai air mata.
Saat mencari botol ini pun ia sering bertemu dengan asongan yang juga mencari botol-botol bekas, rebutan botol pun menjadi hal yang biasa terjadi.
Selain itu, suami yang masih tekun menjadi pengemudi mobet terkadang apabila kelelahan atau sakit tidak dapat membantu Lina memproduksi ondel-ondel. Terpaksa, pengiriman ondel-ondel juga mundur dari waktu yang dijanjikan ke pelanggan.
Ondel-ondel buatan Lina kini telah tersebar di berbagai wilayah seperti Duren Sawit, Ragunan Setu Babakan, Bekasi hingga pasar Asemka, Jakarta Barat terbaru sudah masuk ke Monas melalui pedagang mainan keliling di kawasan tersebut.
“Mbak, sudah masuk Monas sekarang ondel-ondel saya,” ungkap Lina dengan bangga saat dihubungi melalui sambungan telepon pagi tadi.
Lina berharap ondel-ondel khas Betawi buatannya semakin dikenal masyarakat luas, pemerintah juga memperhatikan industri rumah tangga sepertinya. Dengan memberikan pelatihan pemasaran, lokasi penjualan dengan sewa tempat terjangkau seperti di Monas atau PRJ, serta pemberian modal agar usaha kecil menengah miliknya naik kelas dan semakin berkibar ungkapnya.
“Ini kan oleh-oleh khas Jakarta, khas Betawi, ya tolong pemerintah bantu kami,” tutup Lina.
Baca juga: UMKM Sudin Nakertrans dan Energi Jakbar ikut bazar di setiap kecamatan
Pewarta: Sinta Ambarwati
Editor: Taufik Ridwan
Copyright © ANTARA 2022