"Penyakit DBD ini ada setiap tahun di Indonesia. Kalau dulu kita tahu hanya saat musim hujan. Tapi sekarang musimnya berubah, kadang hujan, kadang terik, maka banyak tempat yang jadi sarang jentik nyamuk," kata Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono saat peluncuran Mobil Edukasi Keliling Enesis di Kantor Kementerian Kesehatan di Jakarta, Selasa.
"Jadi kegiatan pencegahan harus kita masifkan untuk menanggulangi angka kasus DBD yang berjalan sepanjang tahun ini. Salah satu buktinya adalah kerja sama Kementerian Kesehatan dengan berbagai macam pihak, salah satunya Enesis," sambungnya.
Baca juga: Dokter sebut DBD bisa sebabkan penderita alami gangguan kesadaran
Dante mengatakan bahwa hingga Juni 2022, kasus DBD di Indonesia mencapai angka 52 ribu dan telah menyebabkan 516 kematian.
"Jadi kita memang harus menanggulangi secara masif, terutama pada anak-anak karena mereka rentan terkena DBD," imbuh Dante.
Mobil edukasi keliling tersebut akan memberikan himbauan mengenai Penerapan Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan pencegahan DBD melalui 3M+ yaitu menguras tempat penampungan air, menutup rapat tempat penampungan air, memanfaatkan kembali atau mendaur ulang barang bekas, dan mencegah timbulnya tempat perkembangbiakkan nyamuk.
Mobil tersebut menyasar sekolah-sekolah dasar (SD), rumah sakit, dan masyarakat umum termasuk ibu-ibu anggota Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) di kota-kota di seluruh Indonesia.
Untuk tahap awal. kota yang akan disambangi adalah Bandung, Cirebon, Yogyakarta, dan Malang. Kemudian, dilanjutkan secara bertahap dengan menargetkan lebih dari 100 titik di seluruh Indonesia, yang puncaknya dilaksanakan pada 20 Agustus mendatang bertepatan dengan Hari Nyamuk Sedunia.
Sementara itu, Ketua Dewan Pembina Yayasan Enesis Indonesia Ryan Tirta Yudhistira menambahkan, edukasi akan dilakukan dengan cara yang semenarik mungkin bagi anak-anak.
"Edukasi akan dibuat semenarik mungkin. Apalagi kita mengunjungi SD, maka kita akan buat seperti dongeng. Nanti juga akan ada maskotnya," ujar Ryan.
Dengan demikian, melalui mobil edukasi keliling tersebut, anak-anak sekolah diharapkan dapat menjadi agen perubahan di lingkungan masing-masing untuk menyebarkan informasi mengenai pencegahan DBD.
"Kami berharap kewaspadaan kepada demam berdarah menjadi semakin baik, maka angka 52 ribu bisa turun dan angka kematiannya juga semakin lama semakin kecil," tutup Dante.
Baca juga: Benarkah jus jambu ampuh naikkan trombosit saat DBD?
Baca juga: Epidemiolog: Pencegahan DBD butuhkan peran pamong desa
Baca juga: Dinkes Cirebon catat kasus DBD Januari-Juni capai 1.000 orang
Pewarta: Suci Nurhaliza
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2022