"Laki-laki sebagai individu turut berpartisipasi mengubah keyakinan akan nilai-nilai menjadi laki-laki, baik itu sebagai suami dan ayah," kata Nur Hasyim dalam webinar bertajuk "Mewujudkan Keluarga Indonesia yang Berdaya & Tangguh dalam Menyongsong Indonesia Emas", yang diikuti di Jakarta, Rabu.
Hal tersebut dapat ditunjukkan melalui pemaknaan akan nilai kelakian yang tidak hanya berfokus pada fisik dan dominasi, melainkan dari kepedulian, dukungan, kesabaran dan cinta kasih.
Lebih lanjut, laki-laki sebagai mitra dapat diwujudkan melalui pembagian beban dan tanggung jawab pada pasangan, baik di ruang publik maupun domestik, termasuk turut serta dalam mengambil peran pengasuhan anak.
Baca juga: Kemen PPPA: Pemberdayaan perempuan harus ditanamkan di keluarga
Baca juga: Kementerian PPPA dorong penguatan kualitas keluarga di Lombok Tengah
Terakhir, laki-laki sebagai agen perubahan juga sangat dibutuhkan untuk menghilangkan norma-norma sosial yang menghalangi perempuan berkontribusi dalam pembangunan dan turut menciptakan ruang publik yang aman bagi perempuan dan anak.
Sementara Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak terus mendorong peningkatan penguatan kualitas keluarga melalui penerapan kebijakan pemerintah daerah sesuai dengan Undang-undang.
"Jadi keluarga yang seperti apa yang kita ingin mewujudkan adalah kualitas keluarga yaitu keluarga yang responsif gender dan memperhatikan hak anak," kata Asisten Deputi Peningkatan Partisipasi Keluarga Kementerian PPPA Priyadi Santosa.
Untuk mengukur kualitas keluarga, Kementerian PPPA telah menyusun Indeks Kualitas Keluarga.
Priyadi menambahkan terdapat 29 indikator dari 5 dimensi untuk mengukur Indeks Kualitas Keluarga. Indeks Kualitas Keluarga baru dapat diketahui secara nasional dan provinsi.*
Baca juga: BKKBN minta TPK bantu keluarga tingkatkan kualitas sperma terbaik
Baca juga: PEKKA: Tanggung jawab perempuan lebih dalam keluarga kurangi kualitas
Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2022