• Beranda
  • Berita
  • Lahan kosong jadi penyebab tingginya kasus DBD di Jakarta Selatan

Lahan kosong jadi penyebab tingginya kasus DBD di Jakarta Selatan

7 Juli 2022 12:15 WIB
Lahan kosong jadi penyebab tingginya kasus DBD di Jakarta Selatan
Petugas melakukan pengasapan (fogging) di permukiman warga di kawasan Puri Mutiara Raya, Cilandak Barat, Jakarta, Selasa (22/2/2022). ANTARA FOTO/Reno Esnir/foc.

jumantik (juru pemantau jentik) tidak bisa melakukan pemantauan di situ

Lahan kosong menjadi salah satu penyebab tingginya kasus penyakit demam berdarah dengue (DBD) di Jakarta Selatan, khususnya di Kelurahan Pondok Labu, Kecamatan Cilandak.

"Penyebab (kasus DBD) Pondok Labu itu karena banyak lahan kosong sehingga jumantik (juru pemantau jentik) tidak bisa melakukan pemantauan di situ karena harus izin dari pemiliknya," kata Camat Cilandak Djaharuddin saat dihubungi di Jakarta, Kamis.

Oleh karena itu, Djaharuddin mengakui, sempat kesulitan membersihkan jentik nyamuk lantaran membutuhkan izin dari pemilik lahan yang tidak tinggal di tempat tersebut.

Namun, setelah mendapat izin dari pemilik, pihak jumantik Cilandak sudah rutin melakukan kerja bakti massal dari Minggu lalu (3/7) selama satu bulan ke depan.

Posisi lahan kosong di kelurahan itu, kata Djaharuddin, terdapat beberapa yang lokasinya berpencar dan luasan lahan sekitar 1000-2000 meter per lokasi.

Baca juga: 757 kasus DBD di Jakarta Selatan hingga Juni

Ia menyebutkan, saat ini kasus DBD di Pondok Labu berkurang karena sebanyak 50 warga sudah sembuh dari penyakit dan bisa beraktivitas kembali.

Selain itu, pihaknya juga mengadakan lomba Kampung Bebas Jentik tingkat kecamatan untuk mengatasi kasus DBD, khususnya di Kelurahan Pondok Labu sejak 3 Juli hingga sebulan ke depan.

"Kita adakan lomba Kampung Bebas Jentik di tiap kelurahan yang diwakili satu RW yang kasusnya paling tinggi," katanya. 

Nantinya akan ada seorang jumantik (juru pemantau jentik) yang merupakan perwakilan dari setiap Rukun Warga (RW) untuk memonitoring perubahan perilaku warga untuk menekan angka kasus DBD.

Adapun dalam penilaiannya meliputi dari pemeriksaan ketua RW dengan melakukan tanya jawab bersama jumantik setempat.

Baca juga: Jumlah DBD tiga bulan capai 366 kasus di Jakarta Barat

Pihak kecamatan juga membantu memberikan edukasi kepada warga.

Lebih lanjut, lomba ini juga memberikan hadiah dari tanggung jawab sosial perusahaan berupa uang pembinaan atau piala kepada kelurahan terhadap mereka yang berhasil menekan kasus DBD sebagai bentuk apresiasi.

"Lomba ini, sudah pernah diadakan pada tahun sebelumnya. Namun, karena pandemi Covid-19 baru bisa dilakukan lagi tahun ini," katanya.

Sebelumnya, Suku Dinas Kesehatan Jakarta Selatan mengatakan ada 52 kasus DBD di Pondok Labu sehingga menjadikan kelurahan tersebut sebagai kasus DBD tertinggi di Jakarta Selatan sepanjang Januari-Juni 2022.

Kepala Suku Dinas (Kasudin) Jakarta Selatan Yudi Dimyati menjelaskan salah satu penyebab tinggi DBD di Pondok Labu karena kepadatan penduduk.

Baca juga: Tujuh kecamatan di Jakarta Timur rawan DBD

"Pondok Labu termasuk daerah padat penduduk, berbatasan langsung dengan daerah dan curah hujan cukup tinggi di sana," kata Kepala Suku Dinas (Kasudin) Jakarta Selatan Yudi Dimyati.

Pewarta: Luthfia Miranda Putri
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2022