Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) bersama Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) menghadirkan kelas literasi digital yang menjangkau lebih banyak kalangan masyarakat lewat lima lembaga yang berada di bawah naungan organisasi kemasyarakatan tersebut.Peningkatan literasi masyarakat adalah pekerjaan besar
Kelima lembaga itu ialah Lapkesdam NU, LTNU, LDNU, RMI NU, serta LP Ma'arif NU yang akan memberikan pelatihan keterampilan dasar digital dengan membahas empat pilar utama yang menjadi kurikulum dasar Gerakan Literasi Digital Nasional yaitu kecakapan digital, budaya digital, etika digital, dan keamanan digital.
"Ini semua ikhtiar kita bersama agar suasana di dalam pergaulan digital yang sudah semakin mendominasi ruang hidup kita bersama ini menjadi lebih positif, lebih bisa membawa maslahat dan menghindari potensi negatif yang mungkin timbul di dalam pergaulan digital di tengah masyarakat kita ini," kata Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf dalam acara "Kick Off Literasi Digital" oleh kedua lembaga itu, Kamis.
Baca juga: Kominfo berkomitmen giatkan literasi ekonomi digital lewat GLDN
Lebih lanjut, pria yang akrab disapa Gus Yahya itu mengharapkan, lewat literasi digital para anggota NU yang berada di bawah lembaga-lembaga itu bisa menerima dan mengembangkan sikap menghargai terkait menyebarkan ataupun menerima informasi di ruang digital.
Ia pun meyakini dalam program Literasi Digital PBNU yang didukung Kementerian Kominfo ini juga akan tetap menjaga nilai-nilai dan juga ajaran yang diyakini oleh organisasi NU.
Hal itu dilakukan agar selain memberikan edukasi secara duniawi, anggota NU juga tetap dapat menjaga rohnya tetap terberkahi dan menjalani hidup yang "barokah".
Ketua PBNU Savic Ali, yang membuka "Kick Off Literasi Digital" dimaksud, ikut berpendapat bahwa adanya kelas khusus literasi digital ini juga bagian dari menjembatani dan mendorong keadilan akses kepada lebih banyak masyarakat terkhusus anggota NU.
"Ini adalah respon penting kita dalam melakukan perjuangan-perjuangan NU di masa mendatang, karena tidak lagi terbatas soal keagamaan tapi juga secara sosial hingga politik," ujar Savic.
Baca juga: Kemenkominfo: ASN berperan penting dalam transformasi digital
Direktur Jendral Aplikasi dan Informatika (Aptika) Kementerian Kominfo Semuel A. Pangerapan menambahkan bahwa dengan pelatihan literasi digital dasar maka diharapkan tidak ada satu pun unsur masyarakat termasuk anggota NU yang tertinggal dari perkembangan teknologi yang pesat.
Ia pun meminta agar para peserta dapat menerima dengan baik materi-materi yang diajarkan sehingga bisa mendukung visi menjadi bangsa digital dalam menyongsong Indonesia Emas 2045.
"Peningkatan literasi masyarakat adalah pekerjaan besar, oleh karena itu diperlukan kolaborasi yang kuat agar tidak ada masyarakat yang tertinggal dalam proses percepatan transformasi digital, perlu diingat nobody left behind," ujarnya.
Baca juga: Kominfo: Literasi digital penting cegah konten kekerasan di medsos
Adapun program ini akan berlangsung selama Juli hingga Oktober 2022 dengan sasaran anggota-anggota NU sehingga bisa lebih leluasa dan secara positif memanfaatkan ruang-ruang digital di Indonesia.
Tercatat hingga akhir 2021, Gerakan Literasi Digital Nasional (GLDN) telah menjangkau lebih dari 12 juta masyarakat di 514 kota dan kabupaten dari 34 provinsi yang ada di Tanah Air.
Dengan keterlibatan NU sebagai salah satu basis komunitas muslim di Indonesia, maka akan semakin banyak masyarakat Indonesia yang melek digital dan bisa terlibat aktif membangun ruang digital yang sehat dan bermanfaat.
"Saya berharap dengan adanya kelas Literasi Digital ini terciptanya talenta- talenta digital baru di Indonesia yang lebih berkualitas dan siap membantu mewujudkan visi Indonesia menjadi digital nation," tutup Semuel.
Baca juga: Etika di ruang digital berperan jaga keamanan Tanah Air
Baca juga: Sosiolog: Peningkatan literasi perlu jadi agenda prioritas
Baca juga: Literasi digital jadi kunci untuk manfaatkan peluang teknologi
Pewarta: Livia Kristianti
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2022