• Beranda
  • Berita
  • Sekolah ekspor berupaya tumbuhkan eksportir baru dari kalangan UMKM

Sekolah ekspor berupaya tumbuhkan eksportir baru dari kalangan UMKM

8 Juli 2022 21:55 WIB
Sekolah ekspor berupaya tumbuhkan eksportir baru dari kalangan UMKM
Ketua Asosiasi Digital Entrepreneur Indonesia, Dr. HanditoJuwono (kiri) (ANTARA/Foto: Humas UI)

Jika produk UMKM dikirim satu-satu, tentu membutuhkan biaya yang mahal. Digitalisasi memudahkan proses ini dengan dibangunnya ekosistem oleh banyak UMKM

Ketua Asosiasi Digital Entrepreneur Indonesia Handito Juwono menyatakan keberadaan Sekolah Ekspor merupakan usaha menumbuhkan eksportir baru, khususnya dari kalangan UMKM, perguruan tinggi, dan generasi muda.

Hal tersebut dikatakan saat webinar yang diadakan Direktorat Kerja Sama Universitas Indonesia (UI) terkait kebijakan digitalisasi ekosistem sektor UMKM dan pariwisata yang ditetapkan pemerintah pusat dan implementasinya oleh pemerintah daerah.

"Pada 2019 ada 500 lebih jenis produk UMKM dengan jumlah barang lebih dari 4.000 yang diekspor dalam satu kontainer. Itu adalah hasil produksi dari lebih 100 UMKM," kata Handito dalam keterangannya, di Depok, Jumat.

Produk tersebut lanjutnya dikumpulkan oleh lima aggregator untuk diekspor secara bersama-sama, kemudian  masuk ke e-commerce luar. 

"Jika produk UMKM dikirim satu-satu, tentu membutuhkan biaya yang mahal. Digitalisasi memudahkan proses ini dengan dibangunnya ekosistem oleh banyak UMKM," kata Handito.

Baca juga: Gandeng sekolah ekspor, Kemendag cetak eksportir baru

Ia menjelaskan Sekolah Ekspor menyediakan sarana pembelajaran holistik praktis dan sarana berbagi pengetahuan dan pengalaman di pasar lokal dan global yang berorientasi pada pengembangan ekspor. Para siswa diterjunkan langsung untuk membantu pelaku UMKM mengemas produknya hingga layak dijual di pasar global.

Selain itu Sekolah Ekspor juga membangun jejaring usaha bisnis di dalam dan luar negeri yang melibatkan para diaspora, pekerja migran, serta pelajar Indonesia di luar negeri.

Sementara itu General Manager Business and Product Bayarind, Annisa Kinanti, yang merupakan mitra dari UI Advisory, melihat perlunya inovasi ekosistem digital pada proses transaksi jual-beli.

Hal ini karena transaksi tunai memiliki risiko kriminalitas, kurang efektif dan efisien, serta tidak memiliki riwayat transaksi. Oleh karena itu, diperlukan metode transaksi digital yang memberikan kemudahan bagi pelaku usaha dan konsumen. 

Baca juga: Kemenkop dorong lebih banyak UKM siap ekspor di 2022


 
 

Pewarta: Feru Lantara
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2022