• Beranda
  • Berita
  • Ekonom perkirakan suku bunga BI akan naik 2 kali pada semester II 2022

Ekonom perkirakan suku bunga BI akan naik 2 kali pada semester II 2022

12 Juli 2022 13:47 WIB
Ekonom perkirakan suku bunga BI akan naik 2 kali pada semester II 2022
Tangkapan layar Ekonom Senior Mirae Aset Sekuritas Rully Wisnubroto dalam Mirae Asset Second Semester Market Outlook 2022 yang dipantau di Jakarta, Selasa (12/7/2022). (ANTARA/Sanya Dinda)

Bank Indonesia diperkirakan meningkatkan suku bunga di September dan Desember masing-masing sebanyak 25 bps sehingga BI 7 Day Reverse Repo Rate akan berada di posisi 4 persen pada akhir 2022

Ekonom Senior Mirae Aset Sekuritas Rully Wisnubroto memperkirakan Bank Indonesia (BI) akan menaikkan suku bunga acuan BI 7 Day Reverse Repo Rate dua kali di semester II 2022 masing-masing 25 basis poin (bps).

“Bank Indonesia diperkirakan meningkatkan suku bunga di September dan Desember masing-masing sebanyak 25 bps sehingga BI 7 Day Reverse Repo Rate akan berada di posisi 4 persen pada akhir 2022,” kata Rully dalam Mirae Asset Second Semester Market Outlook 2022 yang dipantau di Jakarta, Selasa.

Menurutnya, Bank Indonesia akan mulai mempertimbangkan meningkatkan suku bunga acuan ketika inflasi inti telah mencapai 3 persen year on year, yang diperkirakan akan terjadi pada September.

“Sejalan dengan kondisi perekonomian yang akan mengalami akselerasi di semester II, kami memperkirakan inflasi inti akan mengalami kenaikan,” katanya.

Baca juga: Pengamat sarankan BI naikan suku bunga cegah investor asing keluar SBN

Pada Juni 2022 Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi mencapai 4,35 persen year on year, tetapi inflasi inti baru mencapai 2,36 persen yang disebabkan oleh kenaikan harga bahan pangan. Adapun kenaikan harga bahan pangan tersebut lebih disebabkan oleh gangguan pasokan sehingga kenaikan suku bunga acuan BI memang sebaiknya ditahan.

“Menurut kami, inflasi sampai Juni 2022 memang lebih efektif diatasi bukan dengan meningkatkan suku bunga acuan, tetapi memperbaiki distribusi,” katanya.

Saat ini konsumsi masyarakat memang sudah membaik dibandingkan saat pandemi COVID-19, tetapi konsumsi tersebut belum kembali kepada level sebelum pandemi.

Rully pun mengapresiasi langkah BI yang masih menahan peningkatan suku bunga acuan dan upaya pemerintah untuk menjaga pasokan bahan pangan, termasuk melalui diplomasi dengan negara penghasil bahan pangan utama.

“Kemarin Presiden Jokowi sudah mengunjungi Ukraina dan Rusia untuk memperlancar pasokan bahan-bahan makanan agar suplai global tidak terhambat, jadi berbagai cara telah dilakukan pemerintah,” katanya.

Baca juga: BPS catat inflasi Juni 2022 capai 0,61 persen
Baca juga: Rupiah melemah, pasar khawatir inflasi global yang masih tinggi

Pewarta: Sanya Dinda Susanti
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2022