“Kami mengucapkan terima kasih kepada bapak ibu sekalian, adik-adik mahasiswa, pemuda, dan semua masyarakat yang hari ini berkumpul di Pura Wantilan untuk bersama-sama menyatukan dan membulatkan tekad dalam merawat dan melestarikan air sebagai sumber kehidupan dan penyembuh peradaban," ujar Ari yang juga merupakan Ketua Yayasan Puri Kauhan Ubud, sebagaimana dikutip dalam keterangan tertulis.
Dia menyampaikan bahwa budaya hidup bersih di tengah masyarakat, seperti dicontohkan dalam acara yang merupakan rangkaian dari Sastra Saraswati Sewana 2022 yang dilakukan Yayasan Puri Kauhan Ubud itu diyakini akan memberikan manfaat bagi kelestarian budaya sekaligus keuntungan pariwisata di Bali.
Baca juga: Ari Dwipayana sebut desa wisata harus terlibat jaga alam dan budaya
Kegiatan bersih-bersih campuhan dan beji yang didukung pula oleh Pertamina itu dilakukan di tujuh beji, yaitu Beji Campuhan Pura Gunung Lebah, Beji Mumbul, Beji Jungut, Beji Payogan, Beji Sudamala, Beji Selukat Sek Wayah, dan Beji Kayan Anakan dan diikuti oleh sekitar 500 peserta.
Para peserta tersebut terdiri atas TNI, Polri, masyarakat umum, pemuda, dan mahasiswa. Sejumlah tokoh ikut pula hadir, seperti Staf Khusus Presiden RI Sukardi Rinakit, Penglingsir Puri Agung Ubud Tjokorda Gde Putra Sukawati, Kapolres Gianyar AKBP I Made Bayu Sutha Sartana, dan Dandim Gianyar Letkol Inf. Hendra Cipta.
Ari menjelaskan kegiatan "mareresik" tersebut tidak hanya merupakan kegiatan bersih-bersih, melainkan juga di setiap titiknya akan dilakukan kegiatan penanaman bibit pohon. Dia berharap acara serupa dapat dilakukan secara berlanjut oleh seluruh lapisan masyarakat di Bali.
Baca juga: Yayasan Puri Kauhan Ubud gelar seminar revitalisasi desa wisata
Sementara itu, Tjokorda Gde Putra Sukawati menjelaskan pesona Ubud sebagai sumber inspirasi para seniman, penulis lokal, dan mancanegara tidak lepas dari peran keberadaan air. Oleh karena itu, lanjut dia, merawat air adalah suatu hal yang harus dilakukan masyarakat.
Kapolres Gianyar AKBP I Made Bayu Sutha Sartana menyampaikan kegiatan "mareresik" tersebut merupakan kegiatan yang penting sekaligus menjadi momentum titik balik karena selama ini kegiatan bersih-bersih sumber air suci telah lama ditinggalkan oleh masyarakat.
Baca juga: Ari Dwipayana jelaskan aliran sungai sebagai pusat peradaban
“Ini kegiatan yang sangat luar biasa karena kegiatan mareresik ini sudah lama ditinggalkan dan hari ini mulai dilakukan kembali. Dengan kegiatan reresik ini, nantinya akan membuat hati dan pikiran kita menjadi bersih. Kegiatan go green ini yang memang sedang kami prioritaskan,” kata Bayu.
Dandim Gianyar Letkol Inf. Hendra Cipta menilai kegiatan bersih-bersih beji dan penanaman pohon merupakan upaya merawat alam yang berkontribusi terhadap penanggulangan bencana alam.
“Masyarakat harus terus diingatkan dan digerakkan untuk merawat dan mencintai alam karena kalau kita tidak mencintai alam, maka alam akan marah kepada kita,” ujar dia.
Pewarta: Tri Meilani Ameliya
Editor: Herry Soebanto
Copyright © ANTARA 2022