• Beranda
  • Berita
  • BMKG sampaikan peringatan dini bencana kekeringan di NTT

BMKG sampaikan peringatan dini bencana kekeringan di NTT

26 Juli 2022 16:25 WIB
BMKG sampaikan peringatan dini bencana kekeringan di NTT
FOTO ARSIP - Persediaan air di sebuah waduk di Kecamatan Alak, Kota Kupang, NTT, yang menyusut saat musim kemarau. (FOTO ANTARA/Kornelis Kaha)

Saat ini 96 persen dari total zona musim (zom) di NTT masih berada dalam periode kemarau sehingga diperlukan kewaspadaan terkait ancaman bencana kekeringan

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini ancaman bencana kekeringan meteorologis di wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).

"Saat ini 96 persen dari total zona musim (zom) di NTT masih berada dalam periode kemarau sehingga diperlukan kewaspadaan terkait ancaman bencana kekeringan," kata Kepala Stasiun Klimatologi Kelas II Kupang BMKG Rahmattulloh Adji dalam keterangan yang diterima di Kupang, Selasa.

Berkaitan dengan perkembangan periode musim kemarau dan potensi dampaknya di wilayah NTT,  Rahmattulloh menjelaskan berdasarkan data Hari Tanpa Hujan (HTH) yang diperbaharui per 20 Juli 2022 menunjukkan bahwa beberapa daerah di NTT mengalami deret hari kering dari 21-61 hari.

Prakiraan peluang curah hujan menunjukkan bahwa beberapa daerah diperkirakan akan mengalami curah hujan sangat rendah (kurang dari 20 mili meter/dasarian) dengan peluang lebih dari 70 persen.

"Dengan kondisi ini maka ancaman bencana kekeringan berpotensi terjadi sehingga perlu diwaspadai masyarakat di NTT," katanya.

Ia menyebutkan ancaman bencana kekeringan berpotensi menimbulkan sejumlah dampak seperti di sektor pertanian dengan sistem tadah hujan.

Selain itu berdampak pada pengurangan ketersediaan air tanah sehingga menyebabkan kelangkaan atau krisis air bersih bagi masyarakat.

Ancaman kekeringan juga dapat meningkatkan kemudahan terjadinya peristiwa kebakaran yang bisa meluas dengan cepat dengan kondisi angin kencang yang bersifat kering di saat musim kemarau.

Pemerintah daerah dan masyarakat dapat melakukan berbagai upaya mitigasi untuk mengurangi dampak kerugian akibat ancaman bencana kekeringan, demikian Rahmattulloh Adji.

Baca juga: BMKG: Dua wilayah di NTT berstatus awas kekeringan meteorologis

Baca juga: BMKG: 10 zona musim di NTT telah memasuki musim kemarau

Baca juga: BMKG imbau waspadai HTH ekstrem panjang melanda lima daerah di NTT

Baca juga: BMKG: Wilayah Rambangaru Sumba Timur telah alami HTH sangat panjang

 

Pewarta: Aloysius Lewokeda
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2022