"Kasus terkonfirmasi positif COVID-19 menunjukkan kenaikan dan dari rapat bersama pemerintah pusat memang ada wacana booster kedua apabila kasus terus meningkat hingga angka tertentu," kata Penjabat Wali Kota Yogyakarta Sumadi di Yogyakarta, Kamis.
Menurut dia, kebijakan dari Pemerintah Kota Yogyakarta dalam upaya penanganan COVID-19 termasuk untuk pengendalian kasus dan vaksinasi akan selalu sejalan dengan pemerintah pusat.
Baca juga: Yogyakarta berharap aturan vaksin booster kendalikan kasus COVID-19
"Jika ada program vaksinasi booster kedua, maka kami akan mengikutinya," katanya.
Meskipun capaian di Kota Yogyakarta sudah hampir 100 persen, namun rata-rata capaian vaksinasi di tingkat DIY baru mencapai 35,7 persen karena capaian vaksinasi di kabupaten lain di DIY masih rendah.
"Dari capaian yang sudah cukup tinggi ini menunjukkan bahwa kesadaran masyarakat di Kota Yogyakarta untuk menjalani vaksinasi sangat baik,” katanya.
Ia berharap penerapan aturan wajib vaksinasi booster untuk mengakses berbagai layanan seperti masuk ke tempat umum, pusat perbelanjaan dan syarat perjalanan juga bisa memacu masyarakat mengakses vaksinasi booster.
Baca juga: Epidemiolog: Masyarakat harus disiplin prokes meski sudah divaksin
"Layanan vaksinasi dosis penguat di Kota Yogyakarta dapat diakses melalui fasilitas layanan kesehatan puskesmas dan rumah sakit sesuai jadwal layanan vaksinasi yang berlaku di masing-masing tempat," katanya.
Sementara itu, berdasarkan data posko terpadu penanganan COVID-19 DIY, pada Rabu (27/7) terdapat tambahan 121 kasus terkonfirmasi positif dengan 26 kasus di antaranya berasal dari Kota Yogyakarta, sehingga total kasus aktif di kota tersebut tercatat 144 kasus.
Selter penanganan COVID-19 di Rusunawa Bener juga tetap diaktifkan untuk memenuhi kebutuhan penanganan pasien yang tidak dapat menjalani isolasi di rumah karena berbagai faktor.
Baca juga: Guru Besar UGM: Semua jenis vaksin berpotensi jadi "booster"
Sumadi kembali mengingatkan masyarakat agar tetap menjalankan protokol kesehatan untuk mengantisipasi potensi penularan karena saat ini banyak aktivitas yang sudah berjalan normal.
Pewarta: Eka Arifa Rusqiyati
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2022