"Ini merupakan upaya kami menjaga agar pencak silat yang sudah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia oleh badan dunia PBB, Unesco," kata Ketua Umum Astrabi, Yusron Sjarief melalui keterangan tertulis di Jakarta, Senin.
Yusron mengungkapkan, festival tahunan Pencak Silat Betawi tersebut kembali bergulir setelah kasus COVID-19 melandai di Indonesia terutama Jakarta.
Diungkapkan Yusron, pagelaran festival Pencak Silat Betawi tidak hanya sekedar tampil, namun upaya kontribusi menjaga budaya Bangsa Indonesia.
Astrabi berupaya memajukan silat tradisi dan berkolaborasi dengan berbagai pihak lain termasuk pemerintah daerah, swasta dan Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) sebagai induk olahraga pencak silat.
"Kami ingin silat lebih mendunia. Untuk itu kami sedang merumuskan ke arah prestasi dan kita bergandeng tangan dengan IPSI dan Pemerintah Provinsi DKI," tutur Yusron.
Baca juga: Asosiasi Pencak Silat Betawi bentuk Korwil di Spanyol dan Chile
Baca juga: Pemkot Jakbar bina ratusan sanggar silat
Kepala Suku Dinas Kebudayaan Jakarta Barat Ahmad Syaropi menuturkan pemerintah wajib mendukung Astrabi dan seni budaya yang lainnya.
“Saya bangga apa yang dilakukan Astrabi dengan menggelar festival ini, karena melalui festival para pesilat tradisi bisa tampil lebih baik dengan jurus dan pukulan yang lebih lebih mantap," tutur Syarofi.
Festival silat ini berlangsung sejak Minggu (31/7) pagi hingga sore hari dengan juara umum Perguruan PPS Congkok Indonesia Jakarta Barat.
Astrabi memiliki kepengurusan koordinator wilayah pada lima wilayah kota Jakarta dan Kepulauan Seribu serta Korwil Bekasi, Depok, Bogor dan Tangerang.
Kemudian, Korwil Internasional di Kota Antofagasta, Chili, Amerika Selatan serta segera dibentuk kepengurusan di Spanyol dan kota lain di Chili.
Astrabi juga tersebar pada 44 kecamatan, 267 kelurahan, 6.000 Rukun Warga (RW) dan sekitar 30.000 Rukun Tetangga (RT) di DKI Jakarta.
Baca juga: Pemkot Jaksel ajak para pesilat tampil di CFD
Baca juga: Selayang pandang silat Betawi, gerakan hingga pelestarian
Pewarta: Taufik Ridwan
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2022