Ketua Satgas Monkeypox PB IDI Hanny Nilasari mengemukakan kelompok usia anak menjadi salah satu pasien yang perlu memperoleh penanganan khusus tenaga medis saat tertular dan terinfeksi cacar monyet.Jadi mereka ini kelompok yang juga harus menjadi perhatian saat terpapar Monkeypox
"Kelompok yang harus waspada terhadap Monkeypox secara umum adalah anak-anak, lansia, dan orang yang memiliki imunitas lemah," kata Hanny Nilasari dalam dialog virtual "Memahami Cacar Monyet Yang Menjadi Darurat Kesehatan Global" diikuti dari Instagram IDN Times di Jakarta, Kamis.
Ia mengatakan infeksi cacar monyet pada anak-anak ditandai dengan ruam di permukaan kulit, muncul mukosa mulut dan kemudian meluas. Dikhawatirkan anak-anak akan menjadi sulit untuk makan.
Baca juga: Pakar sebut berbagai pendapat tentang vaksin cacar untuk cacar monyet
"Nanti bisa terjadi infeksi lokal di area tersebut dan bahkan sampai menginfeksi area bagian dalam mulut atau orofaring," ujarnya.
Infeksi di bagian orofaring dapat memicu hilangnya selera makan sebab gangguan menelan dan lainnya. "Jadi, anak-anak memang harus menjadi perhatian khusus," katanya.
Tak hanya pada anak, kelompok risiko tinggi seperti lansia, ibu hamil, serta orang-orang dengan imunitas yang rendah juga perlu memperoleh perlindungan.
Baca juga: Kemenkes perluas jaringan laboratorium penelitian virus cacar monyet
Misalnya masyarakat dengan penyakit yang kronis kanker dan orang-orang yang sedang menjalani pengobatan juga perlu mendapatkan perhatian khusus bila terpapar virus Monkeypox.
"Jadi mereka ini kelompok yang juga harus menjadi perhatian saat terpapar Monkeypox," katanya.
Cacar monyet kini sudah beredar di sejumlah negara. Badan Kesehatan Dunia (WHO) menempatkan status cacar monyet satu level di bawah pandemi.
Baca juga: Akademisi: Sosialisasi tentang penyakit cacar monyet perlu digencarkan
Juru Bicara Kementerian Kesehatan RI Mohammad Syahril mengatakan hingga saat ini belum ada masyarakat Indonesia yang terjangkit virus Monkeypox.
Hasil surveilans mendeteksi 17 orang berstatus sebagai suspek cacar monyet dan seluruhnya sudah dinyatakan negatif setelah menjalani tes laboratorium.
Saat ini sudah ada sebanyak 1.100 laboratorium di Indonesia dengan 1.500 reagen yang sudah disebar.
"Sebanyak 17 orang semua suspek, begitu PCR hasilnya negatif, sehingga statusnya menjadi discarded," ujarnya.
Syahril menambahkan, pemerintah sedang mencari vaksin sebagai cara menangkal keparahan sakit akibat virus yang berasal dari Afrika Selatan itu.
Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Heru Dwi Suryatmojo
Copyright © ANTARA 2022