Chubu Gakuin College di Jepang ingin angklung dikenal lebih luas di kalangan civitas akademika dan masyarakat umum, termasuk penyandang disabilitas dan warga senior.
“Kami berencana untuk mempromosikan angklung ke warga senior, tidak hanya untuk penyandang disabilitas. Kami ingin angklung lebih dikenal di Jepang dan di seluruh dunia,” kata Presiden Chubu Gakuin College Katagiri Fumie saat acara penandatanganan kerja sama pengajaran angklung dengan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) di Tokyo, Jumat.
Dia mengatakan angklung dipilih karena memiliki karakteristik yang tidak dimiliki alat musik lainnya, baik dari segi cara memainkan maupun dari segi desain.
“Saya percaya tidak banyak alat musik memiliki gaya seperti angklung yang ringan meskipun pemain tidak bisa memegangnya secara kuat, digoyangkan sedikit saja bisa bunyi. Saya pikir itu luar biasa,” katanya.
Katagiri mengatakan pihaknya akan membuat kelompok musik yang terdiri dari anak-anak hingga warga senior yang akan belajar secara langsung di kampus ataupun dalam bentuk seminar tentang angklung.
Dia bercerita pertama kali mengenal angklung saat kampusnya menerima sekitar 70 mahasiswa dari Asia Tenggara, yakni Indonesia, Filipina dan Myanmar.
Dalam pertemuan tersebut, dia mengaku mendapatkan pengalaman magis saat angklung dimainkan.
“Memainkan angklung secara bersama-sama adalah momentum magis, kami yakin tidak perlu bahasa. Tidak perlu bahasa atau apa pun latar belakangnya, semua bisa memainkan angklung meskipun saat pertama kali mengenalnya,” katanya.
Jadi, menurut dia, angklung merupakan alat musik universal yang bisa dimainkan oleh semua orang baik oleh warga senior, penyandang disabilitas maupun anak-anak.
Pengalaman itulah yang mendasari kerja sama dengan UPI untuk melatih cara memainkan angklung kepada mahasiswa yang selanjutnya akan mengajarkannya kepada penyandang disabilitas.
Dalam kesempatan sama, Kepala Unit Pelayanan Terpadu Kebudayaan UPI Ayo Sunaryo mengaku bangga kebudayaan Indonesia sampai di Jepang.
Duta Besar RI untuk Jepang dan Federasi Mikronesia Heri Akhmadi pun menyambut baik kerja sama tersebut guna memperkuat hubungan antara Indonesia dan Jepang.
Menurut dia, kerja sama akademik di bidang sains, teknologi, teknik dan manajemen sangat penting, namun tidak menutup kemungkinan bahwa kerja sama di bidang seni dan kemanusiaan juga berperan secara signifikan.
Baca juga: UPI kerja sama pelatihan angklung dengan dua universitas di Jepang
Baca juga: KJRI apresiasi tim angklung Indonesia promosi budaya di AS
Pewarta: Juwita Trisna Rahayu
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2022