Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah menyatakan, prevalensi stunting (gangguan pertumbuhan) di wilayah setempat terus mengalami penurunan, baik berdasarkan hasil Studi Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) maupun Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas).
Staf Ahli Gubernur Kalteng Bidang Kemasyarakatan dan SDM, Suhaemi di Palangka Raya, Senin, mengatakan prevalensi berdasarkan hasil SSGBI 2019 sebesar 32,3 persen dan berdasarkan hasil studi 2021 angka prevalensi turun menjadi 27,4 persen.
"Target penurunan sebesar 15,38 persen pada 2024 mendatang," katanya dalam pertemuan bidang Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kalteng.
Sedangkan berdasarkan hasil Riskesdas yang dilakukan setiap lima tahun sekali, angka prevalensi stunting di Kalteng, trennya juga terus mengalami penurunan yaitu 41,3 persen pada 2013 dan 34 persen pada 2018.
Baca juga: Pemkab Kotawaringin Timur targetkan penurunan stunting 14 persen
Baca juga: Gubernur Kalteng harapkan TNI bantu turunkan angka stunting
Baca juga: Pemkab Kotawaringin Timur targetkan penurunan stunting 14 persen
Baca juga: Gubernur Kalteng harapkan TNI bantu turunkan angka stunting
"Meski angka prevalensi stunting di Kalimantan Tengah terus mengalami penurunan, namun angka ini masih berada di atas angka standar yang ditoleransi WHO, yaitu di bawah angka 20 persen," katanya.
Untuk itu Pemprov Kalteng menjadikan percepatan penurunan stunting sebagai salah satu prioritas. Terlebih percepatan penurunan stunting telah ditetapkan sebagai salah satu agenda prioritas pembangunan oleh pemerintah pusat dan masuk dalam strategi nasional.
Maka kerja sama dan sinergi lintas sektor sangat diperlukan dalam upaya penurunan stunting dari seluruh pemangku kepentingan dan semua perangkat daerah terkait, terutama yang tergabung di dalam struktur Tim Percepatan Penurunan Stunting.
"Peran dari setiap kepala perangkat daerah menjadi sangat penting, dalam memastikan bidang atau sub bidang yang dipimpinnya dapat bekerja sama dan saling mendukung dalam menjalankan fungsinya," ujarnya.
Utamanya dalam menjalankan fungsi intervensi spesifik maupun sensitif sehingga dapat sampai pada keluarga yang dikategorikan sebagai keluarga berisiko stunting.
Adapun dalam pertemuan TPPS Kalteng tersebut, dibahas tentang berbagai program dan kegiatan berkaitan percepatan penurunan stunting di seluruh kabupaten dan kota.*
Baca juga: Pemkab Murung Raya lakukan audit kasus stunting
Baca juga: Prokami siap dukung Pemprov Kalteng deteksi dini kasus stunting
Baca juga: Pemkab Murung Raya lakukan audit kasus stunting
Baca juga: Prokami siap dukung Pemprov Kalteng deteksi dini kasus stunting
Pewarta: Muhammad Arif Hidayat
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2022