Kondisi Bohani, anak Badui itu memburuk setelah terputus minum obat tuberkulosis di bulan kedua yang ditargetkan minum obat enam bulan itu
Sahabat Relawan Indonesia (SRI) kembali membawa Bohani, seorang anak Badui berusia tujuh tahun penderita gizi buruk disertai tuberkulosis (TB) ke RSUD Banten.
"Kondisi Bohani, anak Badui itu memburuk setelah terputus minum obat tuberkulosis di bulan kedua yang ditargetkan minum obat enam bulan itu," kata tim medis SRI dr Eling saat dihubungi di Lebak, Kamis.
Sebetulnya, tim medis SRI saat meninjau perkembangan kondisi Bohani warga Batubelah Desa Kanekes Kabupaten Lebak, Senin (19/9) membaik dan bisa berlarian juga lincah bermain bersama teman seusianya.
Kunjungan itu juga disaksikan wartawan ANTARA dengan melihat langsung ke rumah Bohani setelah menjalani perawatan inap di RSUD Banten pada Agustus 2022.
Berat badan Bohani meningkat hingga 12 kilogram dari sebelumnya 8 kilogram dan gejala batuk berkurang.
Namun, saat ini kondisi Bohani, putra keenam Pulung memburuk, karena terputus minum obat TB pada bulan kedua yang ditargetkan enam bulan.
"Kami minta keluarga jika obat TB habis, maka bisa mengambil obat ke Puskesmas Cirinten yang lebih dekat dibandingkan ke Puskesmas Cisimeut," kata Eling.
Ketua Koordinator SRI Muhammad Arif Kirdiat mengatakan saat ini pasien TB terdapat 18 orang di wilayah Badui selatan yang didampingi pihaknya.
Bahkan, pada Rabu (21/9) pasien TB atas nama Mamah (36) dibawa ke RSUD Banten, sedangkan Kamis (22/9) Bohani.
'Kami berharap semua pasien TB warga Badui bisa dibawa ke RSUD Banten untuk menjalani pengobatan. Sebab, dua warga Badui yang meninggal itu akibat terputus minum obatnya," katanya.
Menurut dia, tim medis SRI terpaksa membawa pasien Badui ke RSUD Banten yang jarak tempuhnya kurang lebih 80 kilometer dibandingkan ke RSUD Adjidarmo Rangkasbitung yang lebih dekat.
Sebab, kebanyakan pasien warga Badui tidak memiliki Kartu Indonesia Sehat (KIS) atau BPJS Kesehatan pemberian bantuan pemerintah, sehingga tidak bisa dibawa ke RSUD Adjidarmo Rangkasbitung yang lebih dekat.
Karena itu, tim medis SRI membawa pasien warga Badui ke RSUD Banten, karena menerima Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) itu, sehingga pelayanan kesehatan gratis.
"Saya kira beruntung pasien Badui ada yang menerima pelayanan kesehatan gratis melalui SKTM itu," kata Muhammad Arif Kirdiat. .
Sementara itu, Kepala Bidang Humas RSUD Adjidarmo Rangkasbitung dr Jauhari Assukry mengatakan Pemerintah Provinsi Banten dan Pemerintah Kabupaten Lebak perlu adanya kerja sama untuk penanganan pasien warga miskin yang tidak memiliki BPJS Kesehatan.
"Kerja sama itu tentu Pemprov Banten bisa memberikan bantuan bagi pasien yang tidak memiliki BPJS itu agar bisa berobat pada fasilitas kesehatan," katanya.
Saat ini, kata dia, Pemkab Lebak melalui Dinas Sosial setempat memberikan bantuan Rp 5 juta bagi pasien yang dirawat di RSUD Adjidarmo, tetapi tidak memiliki BPJS Kesehatan,
"Kami berharap dengan kerja sama antarpemerintah itu maka pasien tidak mampu bisa ditangani RSUD Adjidarmo," demikian Jauhari Assukry.
"Kami berharap dengan kerja sama antarpemerintah itu maka pasien tidak mampu bisa ditangani RSUD Adjidarmo," demikian Jauhari Assukry.
Baca juga: Sembilan warga Badui meninggal akibat suspek campak dan Tb
Baca juga: Ibu melahirkan anaknya meninggal warga Badui dikunjungi tim medis SRI
Baca juga: Cegah campak, Sahabat Sukarelawan Indonesia buka poskes di Badui
Baca juga: Korban tanah bergerak di Lebak dibantu Relawan Sahabat Indonesia
Baca juga: Cegah campak, Sahabat Sukarelawan Indonesia buka poskes di Badui
Baca juga: Korban tanah bergerak di Lebak dibantu Relawan Sahabat Indonesia
Pewarta: Mansyur Suryana
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2022