• Beranda
  • Berita
  • Ahli RSUI: "Food Borne Disease" perlu jadi perhatian masyarakat

Ahli RSUI: "Food Borne Disease" perlu jadi perhatian masyarakat

23 September 2022 13:57 WIB
Ahli RSUI: "Food Borne Disease" perlu jadi perhatian masyarakat
Seminar Awam Bicara Sehat RSUI bertema “Penyuluhan Higiene dan Sanitasi Pangan kepada Pedagang Makanan di Kota Depok" oleh RSUI bersama Dinas Kesehatan Kota Depok dan FKM UI, Jumat (23/9/2022). (FOTO ANTARA/HO-Humas RSUI)

WHO menyebutkan bahwa lebih dari 200 penyakit disebabkan konsumsi makanan yang terkontaminasi bakteri, virus, parasit, atau zat kimia seperti logam berat

Dokter Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI) Dr drg Ririn Arminsih Wulandari, M.Kes, yang juga Dosen Departemen Kesehatan Lingkungan FKM UI menjelaskan "food borne disease" atau penyakit bawaan makanan perlu menjadi perhatian bersama masyarakat.

"Higiene adalah upaya kesehatan dengan cara memelihara dan melindungi kebersihan individu subjeknya," katanya di RSUI Depok, Jawa Barat, Jumat.

Menurut dia pencegahan terhadap "food-borne diseases" merupakan bagian dari upaya kesehatan lingkungan dan kesehatan masyarakat yang harus dioptimalkan untuk mendukung tercapainya Sustainable Development Goals (SDGs).

Ia mengatakan makanan menjadi salah satu sumber penularan penyakit.

"WHO menyebutkan bahwa lebih dari 200 penyakit disebabkan konsumsi makanan yang terkontaminasi bakteri, virus, parasit, atau zat kimia seperti logam berat," katanya.

Masalah kesehatan masyarakat yang berkembang karena penyakit yang ditularkan oleh makanan ini, kata dia, berkontribusi secara signifikan terhadap beban penyakit dan kematian global.

Ririn menjelaskan sanitasi makanan adalah salah satu usaha pencegahan yang menitikberatkan kegiatan yang perlu untuk membebaskan makanan dan minuman dari segala bahaya yang dapat mengganggu atau merusak kesehatan, mulai dari sebelum makanan diproduksi, selama dalam proses pengolahan, penyimpanan, pengangkutan, sampai pada saat dimana makanan tersebut siap untuk dikonsumsi kepada konsumen.

Ia menjelaskan terdapat tiga prinsip sanitasi makanan, yaitu pertama faktor fisik, yang terkait dengan kondisi ruangan yang tidak mendukung pengamanan makanan seperti sirkulasi udara dan temperatur yang kurang baik.

Kedua faktor kimia, yaitu adanya zat-zat kimia yang digunakan untuk mempertahankan kesegaran bahan makanan, seperti obat penyemprotan hama.

Ketiga faktor mikrobiologi, yang disebabkan oleh adanya kontaminasi oleh bakteri, virus, jamur dan parasit, demikian Ririn Arminsih Wulandari.

Baca juga: BPOM perkuat lembaga perangi penyakit akibat makanan

Baca juga: Cegah hepatitis akut dengan menjaga kebersihan makanan

Baca juga: Kampanye #SantapAman untuk cegah penyakit menular melalui makanan

Baca juga: Awas makanan mengandung formalin dan zat pewarna

Pewarta: Feru Lantara
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2022