"Hari Kontrasepsi Sedunia mengingatkan pentingnya penggunaan kontrasepsi demi kesehatan reproduksi dan mendukung program KB," kata Sudibyo ketika dikonfirmasi dari Jakarta, Minggu.
Sudibyo yang pernah menjabat Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) itu menambahkan, Hari Kontrasepsi Sedunia mengingatkan perlunya melakukan akselerasi pelaksanaan program KB.
Baca juga: Kepala BKKBN: Penting untuk terus sosialisasi penggunaan kontrasepsi
"Mengingat selama pandemi ada beberapa fasilitas kesehatan yang sempat membatasi kunjungan, maka dikhawatirkan berdampak pada program KB. Oleh karena itu, pada saat ini momentum yang tepat untuk melakukan akselerasi," katanya.
Dengan demikian, kata dia, target untuk menurunkan angka kelahiran total atau total fertility rate (TFR) di Indonesia menjadi 2,1 pada tahun 2024 akan dapat tercapai.
Berdasarkan hasil laporan pendataan keluarga tahun 2021, angka kelahiran total Indonesia turun menjadi 2,24, sementara tahun 2017 berada pada 2,4.
"Secara demografis, pemakaian kontrasepsi yang masif di Indonesia terbukti telah mengubah transisi demografi Indonesia akibat penurunan angka kelahiran yang sangat tajam dari sekitar enam anak per wanita usia subur (WUS) tahun 1970-an menjadi sekitar 2,2 anak saat ini," katanya.
Baca juga: Peneliti: Hari Kontrasepsi Sedunia momentum perkuat sosialisasi KB
Artinya, kata Sudibyo, lebih dari 50 persen angka kelahiran telah diturunkan. Sebagai akibatnya terjadi perubahan struktur penduduk usia produktif yang tinggi dan menghasilkan era bonus demografi yang menguntungkan bagi pembangunan di Indonesia.
Untuk itu, kata dia, sosialisasi dan edukasi terkait pentingnya penggunaan alat kontrasepsi masih perlu ditingkatkan dan digencarkan guna meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat.
"Upaya ini dapat dilakukan antara lain dengan menjelaskan lebih mendalam tentang manfaat program keluarga berencana, menjelaskan mengenai keamanan alat kontrasepsi, serta perlunya melakukan pendekatan kepada para tokoh masyarakat ataupun tokoh agama mengenai manfaat program KB," katanya.
Baca juga: BKKBN fokuskan target metode kontrasepsi jangka panjang
Sudibyo menambahkan, angka kebutuhan ber-KB yang tidak terpenuhi atau unmet need, pemakaian KB pascapersalinan dan keguguran, perlu mendapat perhatian, dibarengi dengan peningkatan pelayanan pendampingan pascapemakaian KB.
Pewarta: Wuryanti Puspitasari
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2022