Pemerintah Kota Jakarta Barat (Pemkot Jakbar) meningkatkan sosialisasi bahaya penularan virus penyerang sistem kekebalan tubuh sehingga dapat melemahkan kemampuan tubuh melawan infeksi dan penyakit (human immunodeficiency virus-acquired immunodeficiency syndrome/HIV-AIDS) bagi masyarakat setempat.Kita lakukan sosialisasi secara masif
"Kita lakukan sosialisasi secara masif. Ketika sebelum pandemi sudah dilakukan di sekolah-sekolah dan sekarang sosialisasi di lingkungan masyarakat," kata Sekretaris Komisi Penanggulangan HIV-AIDS Jakarta Barat, Sukarno, saat dihubungi di Jakarta, Rabu.
Hal tersebut dilakukan pihaknya guna menekan angka penularan HIV-AIDS di Jakarta Barat yang saat ini sudah mencapai 351 kasus pada 2022.
Menurut Sukarno, HIV dan AIDS sangat berbahaya karena penyakit ini dapat menyerang sistem imun tubuh sehingga daya tahan terhadap virus ataupun penyakit bisa menurun drastis sehingga menyebabkan kematian.
Penyebab utama HIV-AIDS, tambah Sukarno, adalah aktivitas seksual yang tidak aman, misalnya sering gonta-ganti pasangan atau akibat penggunaan jarum suntik yang tidak steril.
Sedangkan pencegahannya adalah aktivitas seksual aman, gunakan jarum suntik baru yang steril dan meminum obat terapi antiretroviral (ART) secara rutin bagi pengidap HIV untuk mencegah penularan ke orang lain.
Baca juga: DPRD pertanyakan langkah Dinkes DKI tangani HIV di Jakarta
Sukarno melanjutkan, sosialisasi paling efektif yakni dengan cara menggelar diskusi terbuka tentang penyakit HIV-AIDS di Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA).
"Yang paling efektif kita langsung ke masyarakat melakukan di RPTRA, menjelaskan tentang bahaya HIV dan AIDS," kata Sukarno.
Ia memastikan sosialisasi itu melibatkan Suku Dinas Kesehatan dan kecamatan hingga tingkat RT RW agar berjalan maksimal.
Saat sosialisasi tersebut, masyarakat juga dibebaskan untuk bertanya terkait apa saja tentang penyakitnya HIV dan AIDS.
Baca juga: Pemkot Jakbar berikan terapi intensif terhadap 351 warga HIV
Sebelumnya, Sukarno sempat menyinggung bahwa Kecamatan Kalideres dan Cengkareng menjadi dua wilayah dengan sumbangan kasus HIV terbanyak di Jakarta Barat.
Namun demikian, hal tersebut tidak membuat pihaknya hanya fokus menyosialisasikan HIV-AIDS hanya di dua kawasan tersebut.
"Kita pastikan untuk sosialisasi merata di seluruh wilayah dan berjalan rutin," katanya.
Pewarta: Walda Marison
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2022