"Integrasi data merupakan hal substansial untuk mewujudkan kompleksitas program," kata Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria saat membuka rapat koordinasi Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan di Balai Kota Jakarta, Kamis.
Dengan data yang diintegrasikan, kata dia, akan menjadi sumber data sekaligus memperbaharui perubahan status kesejahteraan penduduk dan riwayat program yang diterima.
Karena itu, integrasi data penduduk miskin menjadi penting dalam perencanaan, pengawasan dan evaluasi.
"Kami perlu memastikan seluruh program penanggulangan kemiskinan di DKI dapat efektif menurunkan tingkat kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan rakyat di Jakarta," katanya.
Wagub DKI menyebutkan, tingkat kemiskinan di Jakarta sejak 2017 hingga 2019 konsisten menunjukkan penurunan.
Baca juga: Wagub DKI: Kemiskinan di Jakarta bertambah akibat pandemi
Namun sejak pandemi COVID-19, angka kemiskinan di DKI Jakarta mengalami peningkatan menjadi 502 ribu atau 4,69 persen dari total penduduk DKI berdasarkan hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) pada Maret 2022.
Apabila dibandingkan pada posisi September 2021, angka kemiskinan di Jakarta mencapai 498,29 ribu orang. "Angka itu merupakan yang tertinggi dalam 19 tahun terakhir," katanya.
Mencermati angka kemiskinan secara nasional, Presiden Joko Widodo kemudian menerbitkan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 4 Tahun 2022 tentang Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem (PPKE).
Adapun instruksinya menugaskan kepada menteri, pimpinan lembaga dan kepala daerah provinsi, kabupaten/kota untuk mengambil langkah untuk PPKE dengan memastikan ketepatan sasaran dan integrasi program antar-kementerian/lembaga dengan melibatkan peran masyarakat.
"Tren capaian tingkat kemiskinan selama beberapa waktu terakhir yang cenderung belum mengalami perbaikan berarti, rata rata capaian tingkat kemiskinan di DKI Jakarta sebesar 3,84 persen dalam kurun waktu 19 tahun terakhir," kata Riza.
Baca juga: BPS DKI ungkap kemiskinan di Jakarta bertambah 3.750 orang
Meski begitu, ia optimistis pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta yang positif berpeluang besar menurunkan angka kemiskinan.
Ia mencatat pada triwulan II- 2022 ekonomi DKI Jakarta tumbuh 5,59 persen atau lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya 4,62 persen.
Sedangkan, pemulihan ekonomi Jakarta didukung oleh mobilitas dan aktivitas masyarakat seiring dengan terus berlangsungnya program vaksinasi penguat (booster), momen hari besar keagamaan dan berbagai kegiatan di Jakarta.
Dengan kondisi itu, ia meyakini perekonomian Jakarta pada 2022 diproyeksi masih akan terus melanjutkan pemulihan pada kisaran 5,3 sampai 6,1 persen secara tahunan.
Adapun motor penggerak utama pertumbuhan ekonomi di DKI pada 2022 dari sisi pengeluaran masih bersumber dari konsumsi rumah tangga.
Sedangkan dari sisi lapangan usaha, perekonomian DKI pada 2022 akan ditopang oleh pertumbuhan beberapa lapangan usaha utama yaitu industri pengolahan, perdagangan besar dan eceran, reparasi kendaraan bermotor, konstruksi, informasi dan komunikasi.
Baca juga: Kemiskinan meningkat, pengamat minta pembangunan DKI ke pemberdayaan
Pewarta: Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2022