Muhammad Rizal di Tangerang, Selasa, mengatakan bahwa pihaknya mendukung BKKBN untuk mendapatkan tambahan anggaran sebagai dorongan dalam menekan angka stunting di Indonesia.
"Tentu kita akan mendorong, bahkan anggarannya juga kita minta ditambah untuk kebutuhan (penekanan angka stunting), karena kita harapkan generasi muda kita ini menjadi generasi yang cerdas, kuat, dan mempunyai prestasi bagus. Apalagi kita ingin mencapai generasi Indonesia emas pada tahun 2045," katanya.
Baca juga: Dorong penurunan stunting, BKKBN gandeng DPR gelar sosialiasi
Menurut dia, persentase kasus angka stunting di Indonesia saat ini telah menyentuh angka 24 persen. Angka tersebut dinilai cukup tinggi sehingga perlu upaya cepat dalam penanganan dan menekan kasus tersebut.
Penambahan nilai anggaran, kata dia, perlu dilakukan untuk mendukung target pemerintah menurunkan angka stunting sampai 14 persen hingga 2024 mendatang.
"Dengan demikian, kasus stunting pada tahun 2024 turun menjadi 14 persen," katanya.
Baca juga: DPR RI: 1.000 HPK masa penting anak yang diperjuangkan pemerintah RI
Ia mengatakan, pemerintah pusat maupun daerah harus secara konsisten melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat terkait sadar akan pentingnya menjaga pola hidup sehat sebagai salah satu mencegah terjadinya stunting pada balita.
Salah satunya, lanjut dia, dengan mempersiapkan warga yang ingin menikah agar menjaga asupan makanan, bahkan memeriksakan kondisi kesehatan tiga bulan sebelum nikah, sehingga nanti ketika ibu hamil tetap dalam kondisi sehat baik ibu maupun bayi.
Baca juga: Ketua DPR: Indonesia harus bebas "stunting" untuk cetak generasi emas
"Saya juga mendorong pemerintah pusat dan daerah untuk terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat. Kemudian mempersiapkan anak-anak muda yang mau menikah. Nanti ketika hamil mereka sudah paham dalam menjaga kesehatan diri dan balitanya," kata dia.
Pewarta: Azmi Syamsul Ma'arif
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2022