"Total keseluruhan kerjasama yang kita tandatangani selama satu hari ini terdapat 16 perjanjian kerjasama. Di dalam energi misalnya penandatanganan kerjasama salah satunya yang paling penting adalah antara PLN dengan PT Bukit Asam (PTBA)," ujar Pahala dalam konferensi pers SOE International Conference di Nusa Dua, Bali, Selasa.
Pahala menambahkan, PTBA bersama PLN akan mengeksplorasi kemungkinan untuk bisa mengakselerasi penyelesaian ataupun juga retirement pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batu bara milik PLN untuk kemudian secara bersama-sama diinvestasikan PTBA.
Selain daripada itu PLN juga menandatangani kerjasama dengan PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) atau SMI, di mana kerjasama itu dikenal sebagai energy transition mechanism (ETM) blended financing.
"Kita berharap ini bisa menjadi model dan ini menunjukkan keseriusan dari Indonesia, khususnya BUMN bagaimana BUMN memang betul-betul dan Indonesia juga sangat serius dalam hal memastikan bahwa kita juga akan memasuki masa transisi energi. Kita mengeksplorasi sebanyak-banyaknya kemungkinan untuk itu dan kita melihat salah satunya harus dilakukan dan tidak bisa dilakukan sendiri," kata Pahala.
Perjanjian kerjasama lainnya yang ditandatangani pada hari terakhir SOE International Conference adalah perjanjian kerjasama antara Pertamina Power dengan Krakatau Steel dan IGNIS Energy Holdings. IGNIS merupakan perusahaan yang memiliki teknologi untuk memproduksi green hydrogen.
"Selama ini memang salah satu produk yang dibutuhkan untuk bisa memproduksi baja adalah hidrogen. ini juga yang kita usahakan bahwa ini bukan sembarang hidrogen, namun green hydrogen yang memang kita akan kembangkan di sana," kata Pahala.
Kemudian perjanjian kerjasama lainnya yakni kerjasama di bidang healthcare atau kesehatan seperti yang ditandatangani antara Kimia Farma dengan IHH, sebuah grup kesehatan di Singapura dan Malaysia, dimana IHH dan Kimia Farma akan bersama-sama mengembangkan diagnostik test center yang saat ini dimiliki Kimia Farma.
"Perjanjian lainnya yang kita tandatangani bersama adalah bagaimana kita akan mulai bisa melakukan yang namanya voluntary carbon credit trading," kata Pahala.
Sebagaimana diketahui bersama masing-masing BUMN menghasilkan carbon credit, saat ini Kementerian BUMN melakukan yang namanya voluntary carbon credit trading.
"Kita baru uji coba, tapi paling tidak kita sudah menandatangani Letter of Intent (LOI). Kita akan mengeksplorasi BUMN satu dengan BUMN lainnya, bagaimana kita bisa kalau yang punya carbon credit misalnya Perhutani bisa dibeli oleh BUMN atau anak usaha BUMN lainnya yang memang membutuhkan carbon credit tersebut untuk mencapai target penurunan emisi," ujar Pahala.
Dia berharap dalam kegiatan SOE International Conference selama dua hari ini bisa mendiskusikan dan menunjukkan bahwa BUMN betul-betul melaksanakan hal tersebut.
Baca juga: Wamen BUMN: Pembangunan ekosistem kesehatan krusial bagi Indonesia
Baca juga: Wamen BUMN II: Pengelolaan Bandara Soekarno-Hatta akan dikerjasamakan
Baca juga: Wamen BUMN: Peduli Lindungi bisa jadi opsi sebagai "super apps"
Pewarta: Aji Cakti
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2022