"Kami sangat antusias untuk melaksanakan kegiatan edukasi pencegahan stunting karena kegiatan ini merupakan ajang untuk terjun langsung menyelesaikan permasalahan yang ada di masyarakat," kata Ketua Pengmas UI Alya Zhafira di Kampus UI Depok, Rabu.
Alya berharap kegiatan yang dilakukan ini berdampak bagi kemajuan generasi bangsa di masa yang akan datang, karena memperhatikan kesehatan ibu hamil, pada hakikatnya memastikan kualitas generasi penerus bangsa.
"Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan edukasi pada masyarakat terkait permasalahan stunting," katanya.
Baca juga: Vokasi UI edukasi cegah stunting dengan pantau pertumbuhan anak
Ia mengatakan penyebab utama permasalahan stunting adalah kebutuhan gizi anak yang belum terpenuhi. Pada dasarnya hal itu berkaitan dengan pemenuhan hak asasi manusia (HAM) pada anak.
Oleh karena itu, materi yang disampaikan dalam edukasi ini meliputi gejala yang terjadi sepanjang fase kehamilan, pemenuhan gizi anak untuk mencegah stunting, serta hak anak atas makanan bergizi sebagai bentuk pemeliharaan orang tua.
Ada beberapa cara untuk mencegah anak terkena stunting. Pertama, penuhi kebutuhan gizi ibu hamil. Keluarga sebagai lingkungan terdekat harus memiliki kesadaran bahwa asupan gizi ibu hamil perlu diperhatikan. Kedua, berikan bayi imunisasi lengkap. Untuk memenuhi hal ini, perlu adanya sinergi antara masyarakat dan pemerintah daerah terkait.
Ketiga, ibu wajib memeriksakan kehamilannya secara berkala. Ini bertujuan agar kondisi janin terpantau dan kesehatan ibu dapat terjaga. Keempat, pemberian ASI eksklusif bagi bayi minimal 6 bulan. Hal ini karena seratus hari pertama kehidupan anak merupakan masa emas saat gizi anak masih bisa diperbaiki, salah satunya dengan memberi ASI eksklusif.
Baca juga: Kolaborasi kampus dengan berbagai pihak dapat turunkan angka stunting
Bagi bayi, ASI dapat menurunkan risiko terkena infeksi, penyakit, alergi, dan malnutrisi; meningkatkan kecerdasan bayi; serta menciptakan ikatan fisik dan emosional dengan ibu. ASI yang dikeluarkan dari ibu dapat membakar kalori sehingga mempercepat penurunan berat badan setelah kehamilan, serta mengurangi risiko ibu terkena kanker rahim, kanker payudara, dan osteoporosis.
Kepala Dusun Desa Kalanganyar Entoh Saputra mengatakan kegiatan edukasi yang dilakukan mahasiswa FH dan FKM UI sangat bermanfaat bagi para ibu hamil karena tidak banyak ibu hamil yang mengetahui informasi terkait stunting.
"Kami sangat mengapresiasi dan berterima kasih atas kegiatan yang diselenggarakan oleh teman-teman mahasiswa UI. Kegiatan edukasi pencegahan stunting ini sangat diperlukan oleh ibu hamil, mengingat salah satu faktor dari terjadinya stunting adalah makanan yang dikonsumsi oleh ibu selama masa kandungan," katanya.
Pengmas ini diketuai Alya Zhafira dengan tim pengabdi Briliana Suci Dwiana, Annisa Sucita Fitri, Indi Millatul Aula, dan Satrio Alif Febriyanto dari FH UI, serta Balqis Khalisa dan Ananda Oktaviani dari FKM UI. Keseluruhan pengabdi diawasi oleh dosen FH UI Heru Susetyo.
Baca juga: Tim UI lakukan penelitian kasus tengkes di Temanggung-Jateng
Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) yang dilakukan pada 2021 menunjukkan angka prevalensi balita stunting di Banten masih di atas rata-rata nasional, yaitu 24,5 persen. Dari angka tersebut, Pandeglang menyumbang angka terbanyak, yaitu 37,8 persen.
Pewarta: Feru Lantara
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2022