• Beranda
  • Berita
  • Tak perlu panik, tapi tetap awasi bila anak demam setelah imunisasi

Tak perlu panik, tapi tetap awasi bila anak demam setelah imunisasi

19 Oktober 2022 16:09 WIB
Tak perlu panik, tapi tetap awasi bila anak demam setelah imunisasi
Ilustrasi - Anak demam. ANTARA/Pixabay.
Reaksi demam yang terjadi pada anak-anak setelah mendapatkan imunisasi mungkin membuat orangtua menjadi bingung karena khawatir atas keadaan sang buah hati.

Plt. Direktur Pengelolaan Imunisasi Kementerian Kesehatan dr. Prima Yosephine, MKM mengatakan orang tua tak perlu langsung panik bila anak demam setelah mendapat imunisasi.

"Ingatlah bahwa demam yang timbul setelah imunisasi menunjukkan di dalam tubuh anak sedang terbentuk antibodi," jelas Prima di konferensi pers Kampanye Indonesia Sehat Berseri SoKlin Antisep bersama dengan UNICEF Indonesia, Jakarta, Rabu.

Baca juga: Stok darah di PMI Jakbar cukup untuk antisipasi DBD

Baca juga: RSCM: Potensi kasus DBD perlu diperhatikan sejak musim panas


Demam adalah salah satu Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi yang umum terjadi, sebuah pertanda tubuh sedang meningkatkan kekebalan setelah mendapatkan imunisasi.

Orang tua diingatkan untuk tidak panik, tetapi harus tetap memantau kondisi anak.

Prima mengatakan Kementerian Kesehatan telah memberikan pelatihan kepada para tenaga kesehatan untuk menginformasikan kepada para orang tua yang membawa anak untuk imunisasi mengenai Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi yang mungkin terjadi.

Dengan demikian, orang tua yang anaknya demam setelah imunisasi bisa tenang dan menanganinya sesuai prosedur yang benar, yakni dengan mengompres anak, memberikan air minum juga memberikan obat antidemam sesuai anjuran.

Jika demam tak kunjung turun setelah imunisasi meski sudah melakukan langkah-langkah tersebut, segera periksakan anak ke dokter.

Sebelumnya, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menganjurkan orang tua untuk menghindari pemberian obat sirup paracetamol bagi anak yang sedang mengalami demam sebagai bentuk kewaspadaan terhadap gagal ginjal akut.

Piprim mengajak orang tua untuk kembali pada metode pengobatan konservatif untuk menurunkan demam pada anak, salah satunya dengan diberikan istirahat yang cukup dan tidak menggunakan antibiotik.

Baca juga: IDAI: Hindari dulu pemberian obat sirup paracetamol saat anak demam

Baca juga: Kemenkes paparkan mitigasi preventif atasi dengue di Indonesia

Baca juga: Ahli: Demam berdarah dengue terus meningkat saat COVID-19 terkendali

Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2022