Menkes: Vaksin TBC siap uji klinis tahap ketiga

20 Oktober 2022 18:18 WIB
Menkes: Vaksin TBC siap uji klinis tahap ketiga
Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin. (ANTARA/HO-Biro Pers Setpres/Muchlis Jr/aa)
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan vaksin untuk menangani penyakit tuberkulosis (TBC) saat ini sudah ada pengembangannya dan siap memasuki uji klinis tahap ketiga.

Pemerintah Indonesia telah mengusulkan untuk terlibat dalam kegiatan uji klinis kepada yayasan filantropi Bill & Melinda Gates Foundation (BMGF) dan Welcome Trust.

Baca juga: Menkes: Pemerintah berkomitmen serius kendalikan tuberkulosis

"Indonesia secara proaktif juga mengusulkan agar bisa menjadi lokasi di mana clinical trials ini bisa terjadi, sehingga kita akan mendapatkan hak untuk akses pertama kali ke mereka," ujarnya dalam webinar bertajuk "Program Pengampuan Tuberkulosis di Indonesia" yang dipantau di Jakarta, Kamis.

Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk mencapai eliminasi penyakit tuberkulosis pada tahun 2030 dengan target tingkat insiden 65 per 100 ribu penduduk dengan angka kematian enam per 100 ribu penduduk.

Berdasarkan Global TB Report 2021, jumlah kasus tuberkulosis di Indonesia diproyeksikan mencapai 824 ribu kasus. Namun, pasien TBC yang berhasil ditemukan, diobati, dan dilaporkan ke dalam sistem informasi nasional hanya 393.323 atau 48 persen.

Sisanya sebanyak 52 persen kasus TBC belum ditemukan atau sudah ditemukan, tetapi belum dilaporkan.

Kementerian Kesehatan berupaya mendeteksi 90 persen dari kasus penyakit tuberkulosis pada tahun 2024.

Hingga September 2022, Kementerian Kesehatan mencatat angka cakupan penemuan dan pengobatan TBC adalah sebesar 39 persen (target satu tahun TC 90 persen) dan angka keberhasilan pengobatan TBC sebesar 74 persen (target SR 90 persen).

Baca juga: RSUP Persahabatan jadi pengampu layanan tuberkulosis di Indonesia

Baca juga: Menkes sampaikan minat Indonesia ikut uji klinis vaksin TB


Budi menuturkan pemerintah Indonesia terus berupaya menanggulangi bakteri menular yang berpotensi serius yang mempengaruhi paru-paru tersebut, mulai dari program surveilans yang menyimpan data nama dan alamat pasien positif TBC, penyederhanaan aplikasi pelaporan, kerja sama dengan BPJS Kesehatan, hingga program pengampuan rumah sakit.

"Mudah-mudahan dengan langkah-langkah itu kita bisa lebih cepat dari target 2030 untuk mengendalikan tuberkulosis ini dan rakyat Indonesia jauh lebih sehat," pungkasnya.

Pewarta: Sugiharto Purnama
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2022