• Beranda
  • Berita
  • BKKBN: Pola asuh dan makanan instan jadi tantangan stunting di Babel

BKKBN: Pola asuh dan makanan instan jadi tantangan stunting di Babel

25 Oktober 2022 11:59 WIB
BKKBN: Pola asuh dan makanan instan jadi tantangan stunting di Babel
BKKBN saat menggelar Diseminasi Studi Kasus dan Pembelajaran Baik Stunting di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung pada Senin (24/10/2022). (ANTARA/HO-BKKBN)

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menyatakan pola asuh keluarga dan pemberian makanan instan bagi balita dan ibu hamil menjadi tantangan dalam percepatan penurunan angka stunting (kekerdilan) di Bangka Belitung (Babel).

“Hasil dari policy brief terhadap kasus stunting di Provinsi Babel, merekomendasikan pencegahan stunting dengan penguatan pola asuh keluarga dan optimalisasi dapur sehat atasi stunting (Dashat),” kata Koordinator Bidang Pengendalian Kependudukan Perwakilan BKKBN Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Zulwardi Batubara dalam keterangannya di Jakarta, Selasa.

Zulwardi mengatakan kajian dalam diseminasi yang menghasilkan policy brief itu dilakukan sebagai bentuk tindak lanjut dari Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 dan Peraturan BKKBN Nomor 12 Tahun 2021.

Baca juga: BKKBN Babel kerahkan 18.545 petugas dampingi ibu hamil

Kajian digelar di tujuh kabupaten/kota di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Sebab, Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) 2021 menunjukkan prevalensi stunting di Kepulauan Babel adalah 18,6 persen, dimana prevalensi stunting tertinggi ada di Kabupaten Bangka Barat, yakni 23,5 persen dan prevalensi terendah ada di Kabupaten Belitung, yakni 13,8 persen.

Di dalam policy brief yang dapat membantu pemerintah menentukan kebijakan khusus terhadap suatu masalah itu bersama dengan Tim STIKes Abdi Nusa Pangkalpinang, hasil rekomendasi yang keluar merupakan penguatan pada pola asuh keluarga dan optimalisasi Program Dashat.

Anggota Tim Penyusun Policy Brief, Deri Kusmadeni mengatakan beberapa upaya dalam menghadapi masalah pola asuh yang tidak tepat dapat ditanggulangi dengan menerapkan enam langkah pola asuh dalam 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) dan mengedukasi orang tua dengan bantuan Tim Pendamping Keluarga (TPK), serta Bina Keluarga Balita (BKB).

Perlu juga penyuluhan dilakukan pada setiap ibu yang memiliki balita stunting secara rutin dengan melibatkan instansi terkait, termasuk melakukan skrining bagi balita di Posyandu dan pemantauan rumah bagi ibu hamil dan berisiko stunting.

Baca juga: Wapres Ma'ruf Amin minta Babel optimalkan Rp67 miliar atasi kekerdilan

Baca juga: Penangangan "stunting" berhasil, Presiden akan kunjungi Belitung Timur

Sementara itu, anggota Tim Penyusun Policy Brief lainnya, Gita Fajriyanti menambahkan keadaan sosial ekonomi masyarakat Bangka Belitung dapat dikatakan sejahtera, namun rata-rata budaya mengonsumsi makanan sehat pada anak-anak masih rendah, karena banyaknya makanan instan yang tersedia.

Melalui Dashat, setiap wanita usia subur, ibu hamil dan ibu yang memiliki balita dapat berinovasi dan berkreasi membuat menu sehat di rumah dalam pengolahan makanan berbahan pangan lokal yang cukup banyak tersedia seperti olahan makanan hasil laut.

“Implementasi program Dashat dengan sistem terpadu lintas sektoral untuk penguatan sinergi antar-Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dan perlu dilakukan monitoring serta evaluasi berkala untuk program Dashat agar dapat dilaksanakan secara maksimal,” katanya.

Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2022