"Saat ini kami sudah membentuk kebun entres di lima kabupaten di Sumatera Selatan (Sumsel) meliputi Kabupaten OKU Selatan, OKU Timur, Muara Enim, Empat Lawang dan Lahat," kata Pendiri JBI OKU, Hendra Setyawan di Baturaja, Selasa.
Kebun entres disebut juga kebun okulasi. Kebun entres merupakan kebun penghasil mata tunas yang akan digunakan sebagai batang atas dalam perbanyakan tanaman secara okulasi.
Dia mengatakan, kebun entres saat ini sudah terbentuk di 21 desa yang tersebar di lima kabupaten tersebut dalam upaya melestarikan kawasan hutan yang kritis.
Baca juga: Jejak Bumi Indonesia Kabupaten OKU bentuk kebun entres
Baca juga: Dinas Pertanian Temanggung kembangkan kebun sumber entres kopi robusta
Untuk Kabupaten OKU sendiri, kata dia, kebun entres sudah lama terbentuk di 10 desa antara lain Desa Tanjung Sari, Kecamatan Pengandonan, Desa Kemalajaya, Kecamatan Muarajaya, Desa Mendingin dan Ulak Lebar, Kecamatan Ulu Ogan serta Desa Bunga Tanjung dan Sundan, Kecamatan Lengkiti.
Dia menjelaskan pembentukan kebun entres ini sebagai upaya pemberdayaan masyarakat untuk mengolah lahan yang ada sebagai media bercocok tanam, sekaligus dalam upaya konservasi genetik tanaman lokal unggul produktif agar keberadaannya tidak punah.
Masyarakat binaan JBI di lima kabupaten tersebut diajarkan cara pembibitan berbagai jenis tanaman produktif untuk dibudidayakan agar berkembang sehingga hasil panennya nanti dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat di daerah itu.
"Untuk jenis tanaman yang dibuat pembibitan yaitu jenis unggul seperti durian, alpukat, duku, manggis, kabau dan jengkol dan lainnya," ujarnya.
Tanaman yang sudah menjadi bibit nantinya akan ditanam di lahan kritis agar menjadi produktif sehingga dapat mensejahterakan petani di daerah itu.
Selain mensejahterakan petani, lanjut dia, dengan dibentuknya kebun entres juga diharapkan dapat mengidentifikasi dan mempertahankan serta mengembangkan budidaya tanaman unggul agar tetap lestari.
"Ke depan kebun entres ini akan terus kami kembangkan ke seluruh kabupaten/kota di Sumsel," ujarnya.*
Pewarta: Edo Purmana
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2022