• Beranda
  • Berita
  • Pemangku kepentingan berkolaborasi tingkatkan konservasi hutan di Aceh

Pemangku kepentingan berkolaborasi tingkatkan konservasi hutan di Aceh

25 Oktober 2022 20:55 WIB
Pemangku kepentingan berkolaborasi tingkatkan konservasi hutan di Aceh
Ilustrasi - Pj Gubernur Aceh Achmad Marzuki foto bersama di tower hutan mangrove, Langsa, Sabtu (ANTARA/HO)
Pemerintah, swasta, organisasi non-pemerintah serta komunitas sepakat untuk meningkatkan kolaborasi konservasi hutan melalui penilaian Nilai Konservasi Tinggi dan Stok Karbon Tinggi (NKT/SKT) dari hutan tropis di Aceh Timur dan Aceh Tamiang.

Penilaian itu digunakan untuk mengidentifikasi nilai konservasi dan karbon yang berkontribusi bagi usaha-usaha mitigasi perubahan iklim, membangun ketahanan iklim, melindungi keanekaragaman hayati dan jasa-jasa lingkungan, mendukung penghidupan masyarakat setempat, dan menghormati hak-hak komunitas serta akses ke sumber daya dan nilai-nilai budaya.

"Pendekatan NKT adalah sebuah metodologi untuk mengidentifikasi, mengelola, dan memantau nilai-nilai lingkungan dan sosial yang penting dalam sebuah lanskap produksi di semua ekosistem atau tipe-tipe habitat," kata Direktur Yayasan Ekosistem Lestari Yakob Ishadamy dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Selasa.

Yakob menjelaskan pendekatan SKT merupakan sebuah perangkat perencanaan konservasi penggunaan lahan yang terintegrasi untuk membedakan area hutan di kawasan tropis untuk konservasi. Pendekatan itu juga menghormati hak-hak penghidupan masyarakat lokal.

Baca juga: Tempat sakral masyarakat adat Kuri dirusak PT WS

Baca juga: IUCN nilai Indonesia maksimal tangani kebakaran hutan


Kolaborasi penilaian itu dilakukan oleh Pemerintah Aceh, Pemerintah Aceh Timur, Pemerintah Aceh Tamiang, Unilever, PepsiCo, Musim Mas, IDH (di Indonesia bekerja sama dengan Yayasan Inisiatif Dagang Hijau), Yayasan Ekosistem Lestari (YEL), Forum Konservasi Leuser (FKL), Yayasan Masyarakat Kehutanan Lestari (YMKL), Forest People Program (FPP), Proforest, dan Remark Asia.

Pendekatan-pendekatan Nilai Konservasi Tinggi dan Stok Karbon Tinggi merupakan landasan komitmen konservasi dan nol-deforestasi bagi banyak perusahaan swasta.

Kolaborasi itu bertujuan untuk meningkatkan dukungan bagi implementasi yang efektif akan komitmen-komitmen tersebut melalui peningkatan penggunaan perangkat NKT/SKT.

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Aceh Teuku Ahmad Dadek mengatakan Pemerintah Aceh menyambut baik dan mengapresiasi para pemangku kepentingan yang telah menginisiasi penilaian NKT/SKT berbasis lanskap di Aceh Timur dan Aceh Tamiang tersebut.

"Kami berharap penilaian ini mengintegrasikan aspek-aspek lanskap, lingkungan, sosial-ekonomi, serta partisipatif pada tingkatan lanskap akan dapat memberikan hasil yang lebih detail dan terkonfirmasi,” ujarnya.

Kolaborasi strategis menjadi langkah strategis dan penting dalam memperkuat kolaborasi lintas sektor, memaksimalkan perlindungan hutan, dan meminimalisir dampak-dampak sosial.

Direktur Sumber Berkelanjutan Unilever Martin Huxtable mengaku senang bisa bekerja sama dengan pemerintah daerah, sektor swasta, masyarakat serta komunitas untuk menghasilkan sebuah penilaian NKT/SKT pada tingkat lanskap, karena hal itu akan mendukung perlindungan hutan dan keanekaragaman hayati di Aceh Tamiang, Aceh Timur, dan ekosistem Leuser.

"Kegiatan ini turut melengkapi tujuan kami dan para pemangku kepentingan untuk mewujudkan rantai pasok yang bebas deforestasi serta membantu usaha perlindungan dan regenerasi lahan, hutan, dan lautan serta memastikan inklusifitas sosial,” ujarnya.*

Baca juga: Sinarmas kelola kawasan NKT berbasis komunitas

Baca juga: AS Nilai RI Penuhi Syarat Terapkan UU Konservasi Hutan Tropis

Pewarta: Sugiharto Purnama
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2022