Masato Kanda yang mengaku berhubungan dekat dengan Amerika Serikat, membuat komentar setelah media domestik melaporkan minggu ini bahwa Jepang tidak mendapatkan persetujuan AS untuk dugaan intervensi di pasar overnight pada Jumat (21/10/2022), karena yen mencapai posisi terendah 32 tahun di dekat 152 yen. Hal itu menimbulkan spekulasi bahwa Jepang dan Amerika Serikat mungkin berselisih mengenai kebijakan mata uang, yang akan mempersulit intervensi lebih lanjut.
Pemimpin keuangan Grup Tujuh (G7) membuat aturan diam-diam bahwa mereka memberi tahu mitra saat melakukan intervensi di pasar.
"Kami akan memantau pasar untuk melihat apakah ada pergerakan yang berlebihan, tidak tertib dan akan terus mengambil langkah tegas sesuai kebutuhan," kata Wakil Menteri Keuangan urusan Internasional Kanda kepada wartawan di kementerian.
"Menteri Keuangan Yellen menghormati sikap Jepang yang tidak mengkonfirmasi apakah kami melakukan intervensi atau tidak, jadi kami menghargai itu."
Menteri Keuangan Shunichi Suzuki juga mengatakan pada Selasa (25/10/2022) bahwa Jepang berhubungan erat dengan Amerika Serikat dan keduanya telah menegaskan kembali kesepakatan Kelompok Tujuh tentang mata uang.
Sejak intervensi pembelian yen Jepang pada 22 September, pihak berwenang tetap bungkam tentang apakah mereka telah memasuki pasar uang, meskipun sumber mengatakan intervensi siluman dilakukan Jumat (21/10/2022) lalu dan Senin (24/10/2022).
Jepang kemungkinan menghabiskan total 9,2 triliun yen (62 miliar dolar AS) sejak bulan lalu untuk menopang mata uangnya, menurut perkiraan pasar.
Pada Rabu pagi, dolar secara luas melemah di tengah tanda-tanda bahwa kenaikan suku bunga Federal Reserve telah memperlambat ekonomi AS. Greenback mencapai level tertinggi 32 tahun terhadap yen di 151,94 pada Jumat (21/10/2022).
Baca juga: Menkeu Suzuki: Jepang terus berhubungan dengan AS di pasar uang
Baca juga: Dolar menguat di tengah dugaan intervensi BoJ, pound berfluktuasi
Baca juga: Dugaan intervensi Jepang gagal bendung penurunan yen
Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2022