"Relokasi ini sangat penting demi mencegah jatuhnya korban jiwa maupun harta benda warga," kata dia usai menyerahkan santunan korban bencana itu di Desa Nyawangan, Kecamatan Sendang.
Dalam kunjungan tersebut, ia mendengarkan laporan dari Bupati Tulungagung Maryoto Birowo tentang lokasi yang memang berkontur miring. Intensitas hujan yang tinggi meningkatkan risiko bencana di kawasan ini, terutama tanah longsor.
Untuk itu, langkah-langkah mitigasi lebih lanjut perlu segera diambil.
"Karena itu kemudian saya sampaikan kepada Pak Bupati. Kita tadi rapat dengan forkopimda juga, dengan DPR, kita sepakati untuk memindahkan mereka ke tempat aman," kata Risma.
Untuk solusi jangka pendek, ia menyiapkan bantuan dukungan untuk lokasi pengungsian yang aman. Bila hujan mulai turun dan lebat, di titik yang dipilih tersebut warga bisa mengungsi.
"Untuk sementara saat hujan 'panjenengan' (anda) mengungsi nggeh. Nanti kebutuhannya akan dipenuhi staf saya selama mengungsi," ujarnya.
Baca juga: Tiga warga Tulungagung tewas tertimbun longsor saat kerja bakti
Mantan Wali Kota Surabaya ini menambahkan upaya mitigasi telah didiskusikan, yaitu mencarikan lahan yang aman untuk pemukiman.
Upaya itu didukung juga oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya yang mempersilakan lahan Perhutani digunakan untuk relokasi warga.
Jika lokasi lahan Perhutani jauh dari warga, maka Pemerintah Kabupaten Tulungagung akan mencarikan lahan aman yang bisa dibebaskan.
"Ini saya menunggu dari kepala desa dan juga forkopimda untuk memutuskan lokasinya di mana. Nah kemudian kalau kita bangun, nanti cepat, dua bulan tiga bulan kelar," kata Risma.
Mensos Risma hadir untuk menyerahkan bantuan kepada korban luka dan santunan kepada ahli waris.
"Kita memberikan santunan baik yang meninggal maupun yang luka. Luka berat dan luka ringan. Tadi disampaikan pula kondisinya," katanya.
Ia menyerahkan santunan kepada tiga ahli waris korban meninggal dunia masing-masing Rp15 juta, luka berat Rp5 juta, dan luka ringan Rp2 juta.
Tanah longsor di Desa Nyawangan pada Minggu (23/10) disebabkan hujan deras disertai angin. Material longsor menutupi jalan.
Beberapa warga berinisiatif untuk menangani material agar jalan dapat digunakan. Nahas, longsor susulan datang dan menyebabkan tiga orang meninggal, satu orang luka berat, dan satu orang luka ringan.
Baca juga: Sejumlah gedung sekolah di Tulungagung rusak akibat banjir-longsor
Baca juga: Puluhan rumah di Tulungagung Selatan retak dampak likuifaksi
Baca juga: BPBD Tulungagung kerahkan alat berat bersihkan material longsor
Pewarta: Destyan H. Sujarwoko
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2022