Pasalnya, kata anggota Banggar DPRD DKI Jakarta Farazandi Fidinansyah, BUMD sektor pangan yakni Perumda Dharma Jaya, Perumda Pasar Jaya, dan PT Food Station Tjipinang Jaya harus memiliki jurus jitu dalam mengantisipasi potensi resesi ekonomi.
Baca juga: Pempov DKI diminta rasionalisasi anggaran penanganan banjir 2023
Baca juga: Pempov DKI diminta rasionalisasi anggaran penanganan banjir 2023
"BUMD pangan harus memiliki program kerja di tahun 2023 untuk dijadikan pedoman antisipatif ketika resesi ekonomi bernar-benar menerjang Jakarta," kata Farazandi dalam keterangan di Jakarta Kamis.
Bahkan menurut dia, Pemprov DKI segera membentuk induk (holding) BUMD bidang pangan seperti yang dilakukan pada tingkat nasional.
"Marwah BUMD pangan harus dikembalikan, Pasar Jaya melakukan distribusi dan etalase penjualan, Dharma Jaya siapkan kebutuhan pangan hewani dan Food Station kebutuhan pangan processing. Ini diatur sehingga punya kerangka kerja yang jelas, dan juga serius karena 2023 kita harus mengantisipasi resesi," ujarnya.
Hal yang sama diungkap anggota Banggar DPRD DKI Gembong Warsono yang meminta ketiga BUMD itu segera mempersiapkan program jitu untuk memperkuat ketahanan pangan Jakarta.
"Tolong dibuat skenario yang besar soal kedaulatan pangan kita. Buat konsep bersama-sama agar kedaulatan pangan DKI Jakarta bisa lebih kuat," tutur Gembong.
Sementara itu, Direktur Utama PD Dharma Jaya Raditya Endra Budiman menjelaskan pihaknya telah mengusulkan permohonan PMD sebesar Rp50 miliar untuk mengantisipasi resesi.
Anggaran tersebut untuk pembuatan "cold storage" dengan kapasitas 2.000 ton sebesar Rp40 miliar dan pembuat pabrik pengolahan senilai Rp10 miliar.
Baca juga: Banggar DPRD lakukan sinkronisasi APBD DKI 2023
Baca juga: Banggar DPRD lakukan sinkronisasi APBD DKI 2023
"Kami sudah merencanakan membangun konstruksi untuk menjaga ketahanan pangan," ucap Raditya.
Sedangkan, Direktur Utama PT Food Station Tjipinang Jaya Pamrihadi Wiraryo mengungkapkan pihaknya sudah mempersiapkan antisipasi resesi.
Selain fokus pada stok beras, ia juga mengaku akan menanam jagung untuk diolah menjadi pakan ternak ayam, sehingga dapat menghasilkan telur tanpa perlu mengeluarkan biaya pakan.
"Tahun depan kami mulai melakukan budidaya tanam jagung karena ini menjadi bagian dari ekosistem ketahanan pangan. Jadi dengan membuat ekosistem ketahanan pangan tersebut, diharapkan ketersediaan pasokan pangan untuk DKI Jakarta akan tetap stabil dan harganya tetap terkendali," ujar Pamrihadi.
Adapun Dirut Perumda Pasar Jaya Tri Prasetyo menuturkan telah melakukan kontrak pertanian (farming) dengan sejumlah petani bawang di Brebes dan petani cabai di Jawa Timur demi menjaga kestabilan harga.
"Selain itu pusat distribusi kami di pasar induk juga menjadi fokus untuk dilakukan revitalisasi. Mudah-mudahan pembangunannya di bulan November ini," tuturnya.
Baca juga: Banggar DPRD nilai kurang baik kualitas pelaksanaan anggaran DKI
Baca juga: Banggar DPRD nilai kurang baik kualitas pelaksanaan anggaran DKI
Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Taufik Ridwan
Copyright © ANTARA 2022