"Semakin dia aktif olahraga tanpa stabilitas yang baik, itu akan memicu lutut yang sehat juga akan bisa terjadi ACL rupture," kata Adisa Yusuf dalam acara bertajuk "HUT 103 RSCM - ACL Rupture, Perlukah Operasi?" yang diikuti di Jakarta, Senin.
Kategori cedera lutut yang berat adalah bila hasil MRI menyatakan pasien mengalami rupture tingkat 3 atau rupture tingkat 2 dengan gejala (simptomatik).
"Gejalanya mungkin ada rasa goyang pada saat gerakan-gerakan tertentu, rasa tidak stabil, kemudian ada nyeri di lutut pada saat melakukan aktivitas olahraga," katanya.
Baca juga: Dokter Bedah: Orang aktif olahraga risiko tinggi alami cedera lutut
Baca juga: Dokter: RICE pertolongan pertama untuk penderita cedera lutut
Sementara cedera lutut tingkat 1 dan tingkat 2 dapat pulih tanpa operasi.
Lebih jauh Adisa Yusuf menjelaskan bila ACL rupture tingkat 3 atau rupture tingkat 2 dengan gejala, tidak dioperasi, maka kemungkinan terjadinya Osteoarthritis (OA) atau pengapuran sendi lutut akan meningkat.
"Setelah terjadi cedera otot yang cukup berat atau ACL rupture itu, pengapuran dini probabilitas-nya menjadi 50 : 50," katanya.
Dengan prosedur operasi, kemudian rehabilitasi dan fisioterapi, maka akan membantu menurunkan kemungkinan terjadinya pengapuran sendi lutut.
Dokter yang berpraktik di RSCM ini menambahkan proses pemulihan pasca operasi ACL rupture akan memakan waktu enam bulan hingga satu tahun.
"Minimal untuk fisioterapi membutuhkan waktu sekitar enam bulan kalau pasien adalah atlet. Kalau bukan atlet, butuh waktu lebih lama lagi untuk kestabilannya, minimal sembilan bulan sampai setahun. Jangan heran atlet-atlet itu dia baru come back itu setahun setelah cedera lutut," katanya.*
Baca juga: Cedera lutut perlu ditangani dokter jika tak membaik usai istirahat
Baca juga: Jaga berat badan dapat kurangi risiko cedera olahraga
Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2022