"Kolaborasi atau kerjasama masing-masing kita sangat perlu dilakukan. Musuh kita mortalitas, morbiditas anak Indonesia termasuk juga berbagai hoaks yang beredar di negara ini," ujar dia dalam webinar Tentang Anak dan launching flashcard “Huruf” dan “Angka”, Kamis.
Piprim meyakini kolaborasi dari berbagai platform kesehatan ini dapat mempercepat tujuan menyehatkan dan menyejahterakan anak Indonesia.
Dia lalu mencontohkan dalam vaksinasi. Pengelola platform perlu berpikir kreatif membuat konten-konten edukasi khususnya bagi mereka yang belum mempercayai efektivitas vaksin.
"Bagaimana supaya cakupan vaksinasi meningkat dengan pesat. Ini saya kira peran dari platform kesehatan. Kita mesti kreatif, bisa menjangkau seluruh lapisan masyarakat, bukan hanya masyarakat yang sudah melek dengan media sosial," kata dia.
Piprim juga mengajak seluruh komponen masyarakat termasuk para tokoh agama, kemudian Kepala Pemerintahan, tokoh adat untuk ikut serta berkolaborasi demi masyarakat sadar terhadap kesehatan anak-anak mereka.
"Bahkan untuk hal-hal mendasar seperti kebutuhan bagaimana MPASI yang bagus supaya tidak stunting, imunisasi dasar apa saja dan untuk apa. Saya kira hal-hal seperti ini masyarakat kita juga masih banyak yang terpengaruh oleh isu-isu yang tidak bertanggung jawab," demikian tutur Piprim.
Dalam kesempatan itu, dokter spesialis anak yang juga Founder & CEO Tentang Anak dr. Mesty Ariotedjo Sp.A sependapat dengan Piprim terkait pentingnya kolaborasi termasuk antara lembaga pemerintah seperti Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dan ikatan profesi semisal IDAI dengan platform kesehatan guna menjangkau semakin banyak masyarakat Indonesia.
"Tugas kami masih sangat banyak, apalagi saat kami ke lokasi, jauh sekali dengan relevansi konten Tentang Anak. Diminta makan protein misalnya tetapi proteinnya tidak ada. Semoga kolaborasi BKKBN dan IDAI semakin kuat, kami jadi bisa semakin mengakar ke akar rumput, semakin banyak yang terjangkau dengan Tentang Anak bersama kolaborasi lainnya," kata dia.
Baca juga: Cegah polio, IDAI ingatkan pentingnya tingkatkan cakupan imunisasi
Baca juga: IDAI: Efek samping vaksin lebih ringan dibandingkan terpapar penyakit
Baca juga: IDAI: Jangan anggap sepele polio meski mayoritas tak bergejala
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2022