• Beranda
  • Berita
  • Hindarkan hambatan, buka-tutup jalur diterapkan ke lokasi bencana

Hindarkan hambatan, buka-tutup jalur diterapkan ke lokasi bencana

28 November 2022 18:53 WIB
Hindarkan hambatan, buka-tutup jalur diterapkan ke lokasi bencana
Antrean panjang kendaraan menuju lokasi bencana alam di Jalan Raya Nagrak, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Senin (28/11/2022) membuat penanganan cepat petugas gabungan dan surelawan terhambat. (FOTO ANTARA/Ahmad Fikri)

Pihaknya akan menerapkan sistem buka tutup di jalur seperti Limbangansari-Cugenang, Nagrak-Cugenang dan Rancagoong-Warungkondang, sehingga kendaraan yang membawa bantuan mandiri tidak diizinkan lebih dari 2 unit

Polres Cianjur, Jawa Barat, menerapkan sistem buka tutup bagi pengendara dengan tujuan lokasi bencana alam dan posko pengungsian untuk menyalurkan bantuan agar tidak menghambat penanganan cepat yang dilakukan sukarelawan dan petugas gabungan.

Kapolres Cianjur, AKBP Doni Hermawan di Cianjur Senin, mengatakan sejak dua hari setelah gempa 5.6 Magnitudo yang mengguncang Cianjur, jalur menuju lokasi bencana alam di Kecamatan Cianjur, Cugenang dan Warungkondang, dipadati kendaraan yang hendak menyalurkan bantuan.

"Akibatnya jalur evakuasi, pendistribusian dan penanganan yang dilakukan petugas gabungan menjadi terhambat. Untuk itu, kami meminta warga yang hendak berdonasi silakan melalui posko resmi yang ada di Cianjur, jangan lagi melakukan iring-iringan kendaraan," katanya.

Saat ini, kata dia, petugas gabungan berusaha memberikan pelayanan cepat untuk warga di seratusan lebih posko pengungsian, termasuk merujuk warga yang sakit ke rumah sakit menggunakan ambulan banyak yang terhambat karena iring-iringan kendaraan yang hendak menyalurkan bantuan.

Untuk mengantisipasi macet panjang yang terjadi di jalur menuju lokasi dan posko bencana, pihaknya akan menerapkan sistem buka tutup di jalur seperti Limbangansari-Cugenang, Nagrak-Cugenang dan Rancagoong-Warungkondang, sehingga kendaraan yang membawa bantuan mandiri tidak diizinkan lebih dari 2 unit.

"Lebih baik salurkan ke posko resmi, hal tersebut salah satu bantuan bagi korban gempa dan petugas serta relawan gabungan dalam menjalankan tugasnya tidak terganggu dengan arus lalulintas yang padat," kata Doni Hermawan.

Koordinator tangki air Palang Merah Indonesia (PMI) Cianjur, AG Darwin mengatakan upaya maksimal memenuhi kebutuhan air di 50 titik posko pengungsian di Kecamatan Cianjur dan Cugenang, hanya bisa dilakukan satu kali setiap harinya karena jalur menuju lokasi dipadati kendaraan yang hendak menyalurkan bantuan.

"Setiap harinya 16 unit tangki air dengan kapasitas 80 ribu liter kita turunkan setiap harinya, kalau tidak macet di jalur pendistribusian, dalam satu hari kita bisa 2 sampai 3 kali mendistribusikan air bersih ke lokasi pengungsian. Kami minta ada pembatasan dari pihak berwenang," katanya.

Baca juga: Hindari kepadatan, donatur tidak boleh mendistribusikan bantuan langsung ke lokasi

Baca juga: Desa Ciputri menerapkan pola baru penyaluran bantuan gempa Cianjur

Baca juga: PMI Cianjur mengerahkan 16 truk tangki untuk menyuplai air bagi para pengungsi

Baca juga: Pemkab Cianjur meminta para donatur menyalurkan bantuan melalui posko terpusat

Pewarta: Ahmad Fikri
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2022