Perusahaan induk atau holding BUMN sektor pangan, ID Food optimistis mampu mengelola bisnis garam untuk memenuhi kebutuhan industri pangan di Indonesia.Bisnis garam bisa mengangkat perekonomian dan kesejahteraan petani garam melalui peningkatan kemitraan dengan masyarakat lokal
“Bisnis garam bisa mengangkat perekonomian dan kesejahteraan petani garam melalui peningkatan kemitraan dengan masyarakat lokal,” kata Komisaris ID Food Budiono Sandi dalam keterangan di Jakarta, Senin.
Pada 2021, Kementerian Kelautan dan Perikanan mencatat total produksi garam lokal mencapai 1,09 juta ton. Dari angka itu petani garam lokal memproduksi 912 ribu ton dan 180 ribu ton dihasilkan dari produksi perusahaan pelat merah PT Garam (Persero).
Sedangkan kebutuhan garam khusus untuk sektor rumah tangga, komersil, peternakan mencapai 745 ribu ton.
"Artinya, ada peluang untuk mendukung pemerintah berswasembada garam konsumsi dan ke depan PT Garam terus melakukan pembenahan dan mengambil peluang pasar garam industri dengan meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil produksi serta menjalin kemitraan petani garam,” ujar Budiono.
Kementerian BUMN telah mengambil langkah untuk membangun ekosistem industri garam di Indonesia. Menteri BUMN Erick Thohir sempat menyatakan bahwa industri garam memerlukan ekosistem yang bisa menunjang peningkatan ekonomi masyarakat di Madura, Jawa Timur, termasuk petani, salah satunya untuk mendukung peningkatan perekonomian dengan memberikan pendampingan dan pembukaan akses pasar untuk petani garam.
Sementara itu, Komisaris ID Food Abdul Rochim menuturkan pembenahan sektor garam yang dikelola anggota holding ID Food dapat dengan merevitalisasi pengolahan garam on-farm dan off-farm, serta optimalisasi aset garam non-produktif untuk menunjang produksi garam dengan tetap melibatkan berbagai pemangku kepentingan termasuk petani dan masyarakat lokal dalam bertransformasi.
ID Food berkomitmen untuk selalu mendukung penguatan rencana strategis PT Garam ke depan, baik dalam rangka mendukung pemerintah dalam peningkatan produksi garam nasional, memastikan keberlanjutan kualitas dan kuantitas garam nasional, serta meningkatkan kesejahteraan para petambak garam.
ID Food melalui anak usahanya PT garam akan melakukan sejumlah transformasi untuk menguatkan produksi garam nasional, di antaranya merevitalisasi ladang garam sebagai langkah transformasi pada on-farm mulai dari ladang pergaraman dan perbaikan tata kelola air, sehingga dapat menghasilkan air tua yang optimal.
Selain itu, perseroan juga melakukan sistem mekanisasi dalam panen garam dan pengolahan bittern.
Pada off-farm, langkah transformasi yang dilakukan melalui penguatan pengolahan garam dengan optimalisasi pabrik dan peningkatan kapasitas pabrik serta rencana optimalisasi puluhan aset-aset PT Garam di beberapa titik lokasi di Indonesia dengan pemanfaatan aset dan rencana pengembangan skala prioritas dan kebutuhan pasar, di antaranya mengembangkan industri hilirisasi soda kaustik dan soda ash.
Langkah transformasi sektor garam ini didukung dari kinerja positif PT Garam, terbukti dari realisasi penjualan sampai dengan Oktober 2022 tercatat Rp285 miliar dengan perolehan laba usaha hingga Oktober 2022 ini capai Rp16 miliar atau 116 persen dari target RKAP tahun 2022.
Berdasarkan data yang dihimpun dari PT Garam, hingga Oktober 2022, pasokan garam tahun ini sinergi petani garam tercatat sekitar 515 ribu ton yang tersebar di beberapa provinsi mulai dari Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Selatan, dan wilayah produksi lainnya.
Baca juga: Subholding Gas Pertamina pasok Gaslink ke pabrik PT Garam
Baca juga: Erick: BUMN siap jadi "off taker" bahan pangan, antisipasi krisis 2023
Baca juga: ID Food jajaki perluasan kerja sama dengan UEA di B20
Pewarta: Sugiharto Purnama
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2022