"Lokakarya juga bertujuan untuk meluruskan miskonsepsi implementasi Kurikulum Merdeka di antara guru dan tenaga kependidikan di Kota Medan," kata Plt Pusat Kurikulum dan Pembelajaran, Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Kemendikbudristek, Zulfikri.
"Setiap anak mempunyai peran penting dalam kehidupan, untuk itu sebagai pendidik memiliki tanggung jawab untuk mengolah hati, mengolah rasa, dan mengolah karya anak untuk berkembang sesuai kodratnya," katanya dalam keterangan tertulisnya, Rabu.
Ia meyakini, lewat Kurikulum Merdeka potensi peserta didik dapat dikembangkan sejak dini sesuai minat dan bakatnya. Sebab, kurikulum ini memberikan kemerdekaan kepada guru untuk fokus kepada materi esensial serta mengurangi beban administrasi.
Lebih lanjut, di hadapan 150 peserta lokakarya, Zulfikri mengungkapkan selama dua tahun ini, Kemendikbudristek berupaya memberikan penyederhanaan kurikulum, memulihkan pembelajaran melalui kolaborasi dengan pemerintah daerah dan organisasi profesi.
Sementara Kepala Bidang Pembinaan Sekolah Menengah Atas (Kabid. Pembinaan SMA), Basir S. Hasibuan menyampaikan apresiasi kepada berbagai pihak yang telah mendukung proses pemulihan pembelajaran di wilayah Sumatera Utara.
Basir mengatakan bahwa pola pikir dalam menyikapi Kurikulum Merdeka penting untuk dipahami oleh seluruh warga ekosistem. Ia menilai, Kurikulum Merdeka berjalan sesuai dengan perkembangan zaman yang memang dinilai diperlukan untuk menyiapkan generasi Indonesia Emas 2045.
"Selain itu, kami cukup berbangga, karena saat ini Sumut masuk di dalam 10 besar peringkat provinsi teratas yang menuntaskan penggunaan akun belajar.id. Capaian ini merupakan hasil sinergi antara Balai Besar Guru Penggerak, pemerintah daerah kabupaten/kota, Kapten dan co-Kapten belajar.id, serta pemangku kepentingan pendidikan di Sumut," katanya.
Pada kesempatan yang sama, apresiasi serta dukungan atas implementasi Kurikulum Merdeka di Kota Medan disampaikan langsung oleh Anggota Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Sofyan Tan.
Ia mengatakan, implementasi Kurikulum Merdeka telah terwujud lewat berbagai pembelajaran berbasis proyek. Contohnya, proyek pengolahan sampah secara sederhana di Kota Medan.
Sofyan menilai penting untuk para pendidik menyesuaikan proses pembelajaran dengan perkembangan situasi dunia. Termasuk menyiapkan generasi untuk menyikapi tantangan teknologi informasi yang berubah secara cepat.
"Karena guru adalah promotor siswa," katanya.
Baca juga: Kemendikbudristek: E-Rapor SD diprioritaskan untuk kurikulum merdeka
Baca juga: Peneliti: Kurikulum Merdeka pulihkan pembelajaran siswa pascapandemi
Baca juga: Kemendikbudristek: E-Rapor sederhanakan pelaporan hasil belajar siswa
Pewarta: Juraidi
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2022