• Beranda
  • Berita
  • Hoaks! CEO Pfizer Albert Bourla mundur usai akui vaksin mRNA tidak aman

Hoaks! CEO Pfizer Albert Bourla mundur usai akui vaksin mRNA tidak aman

16 Desember 2022 16:30 WIB
Hoaks! CEO Pfizer Albert Bourla mundur usai akui vaksin mRNA tidak aman
ARSIP - Petugas menyiapkan vaksin COVID-19 di Puskesmas Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, Kamis (15/12/2022). ANTARA FOTO/Umarul Faruq/foc/pri.

Jakarta (ANTARA/JACX) - Kementerian Kesehatan telah mengizinkan pemberian vaksin COVID-19 dosis penguat kedua atau vaksin keempat, dengan sasaran lansia berusia 70 tahun ke atas.

Oleh sebagian warganet, program vaksin booster kedua menjadi kontroversi karena efektivitas vaksin untuk mencegah COVID-19 dipertanyakan keempat.

Kontroversi itu diikuti sebuah unggahan Facebook yang mengatakan CEO Pfizer Albert Bourla mundur setelah menyatakan vaksin COVID-19 jenis m-RNA tidak aman. 

Berikut terjemahan narasi dalam unggahan tersebut:
“CEO Pfizer Albert Burla mengundurkan diri dan sekarang mengatakan teknologi mRNA tidak cukup terbukti ketika mereka diluncurkan ...

Dia bilang mereka meyakinkannya, tapi dia tidak yakin. Dia mengakui itu tidak aman.”


Namun, benarkah CEO Pfizer Albert Bourla mundur usai mengakui vaksin mRNA tidak aman?

Unggahan video hoaks yang menyatakan CEO Pfizer, Albert Bourla mundur usai akui vaksin mRNA tidak aman. Faktanya, video berisi alasan Pfizer menggunakan teknologi mRNA untuk membuat vaksin COVID-19. (Facebook)

Penjelasan:
Video yang menampilkan CEO Pfizer Albert Bourla dalam unggahan tersebut bukan terkait pengunduran diri ataupun pengakuan vaksin mRNA tidak aman.

Video itu berisi pernyataan Albert Bourla, dalam wawancara dengan Washington Post pada 10 Maret 2022, tentang alasan Pfizer menggunakan teknologi mRNA untuk membuat vaksin COVID-19.

Juru bicara Pfizer, seperti dilansir Reuters pada 12 Desember, mengatakan, “Albert Bourla masih menjadi pimpinan dan CEO Pfizer. Setiap klaim yang bertentangan adalah palsu. Vaksin COVID-19 tetap aman dan efektif untuk perlindungan terhadap penyakit parah dan rawat inap."

Selain itu, berbagai penelitian telah menunjukkan bahwa vaksin mRNA aman dan efektif, seperti terdapat pada publikasi-publikasi pada Perpustakaan Kesehatan Nasional AS yaitu Keefektifan Vaksin mRNA Covid-19 di antara Petugas Kesehatan AS, Efektivitas vaksin COVID-19 terhadap varian SARS-CoV-2 yang menjadi perhatian: tinjauan sistematis dan meta-analisis, Keamanan dan Efikasi Vaksin BNT162b2 mRNA Covid-19, dan Keamanan dan Efikasi Vaksin Covid-19 mRNA BNT162b2 selama 6 Bulan.

Klaim: CEO Pfizer Albert Bourla mundur usai akui vaksin mRNA tidak aman
Rating: Hoaks

Cek fakta: Hoaks! Ada robot berukuran sel dalam vaksin COVID-19

Cek fakta: Hoaks! Gagal ginjal muncul akibat vaksin COVID-19

Baca juga: 1.063.886 penduduk Indonesia dapatkan vaksin COVID-19 dosis keempat

Pewarta: Tim JACX
Editor: Imam Santoso
Copyright © ANTARA 2022