Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyatakan tidak akan memberi lampu hijau untuk Swedia bergabung dengan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) selama negara itu terus menyerang kitab suci Islam, Al Quran.Pandangan kami tentang Finlandia positif, tetapi tidak untuk Swedia,
"Kami tidak akan mengatakan ya untuk (Swedia) masuk ke NATO selama Anda mengizinkan kitab suci kami, Al Quran, untuk dibakar, disobek-sobek, dan dihancurkan dengan (persetujuan) petugas keamanan Anda," kata Erdogan, pada Rabu.
Dia merujuk pada pembakaran Al Quran baru-baru ini di ibu kota Swedia, Stockholm.
“Kami mengikuti dengan cermat perkembangan mengenai proses perluasan NATO. Pandangan kami tentang Finlandia positif, tetapi tidak untuk Swedia,” kata Erdogan, mengindikasikan kesediaan Turki untuk mendukung pengajuan diri Finlandia ke NATO secara terpisah dari Swedia.
Baca juga: Erdogan beri sinyal setujui Finlandia masuk NATO dibanding Swedia
Pernyataan Erdogan muncul setelah ekstremis Denmark-Swedia Rasmus Paludan membakar salinan Al Quran pada dua kesempatan terpisah, yang pertama di luar Kedutaan Besar Turki di Stockholm, dan kemudian di depan sebuah masjid di Denmark.
Paludan juga mengatakan akan membakar kitab suci umat Islam itu setiap Jumat sampai Swedia diterima di NATO.
Swedia dan Finlandia secara resmi mendaftar untuk bergabung dengan NATO Mei lalu--sebuah keputusan yang dipicu oleh perang Rusia di Ukraina, yang dimulai pada 24 Februari 2022.
Baca juga: Finlandia miliki harapan untuk bergabung ke NATO
Di bawah memorandum yang ditandatangani Juni lalu antara Turki, Swedia, dan Finlandia, kedua negara Nordik itu berjanji untuk mengambil langkah-langkah melawan teroris untuk mendapatkan keanggotaan dalam aliansi NATO.
Dalam perjanjian tersebut, Swedia dan Finlandia setuju untuk tidak memberikan dukungan kepada kelompok teroris seperti PKK dan cabangnya, serta Organisasi Teroris Fetullah (FETO), dan mengekstradisi tersangka teror ke Turki.
Kesepakatan bulat dari semua anggota NATO, termasuk Turki yang merupakan anggota selama lebih dari 70 tahun, diperlukan agar setiap anggota baru dapat diterima di aliansi.
Sumber: Anadolu
Baca juga: Turki: Pembakaran Quran di Swedia tak terkait kebebasan berekspresi
Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2023