Kepala Kantor Kemenag Sulbar Syafrudin Baderung di Mamuju, Jumat, mengatakan Kemenag Sulbar bekerja sama dengan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) setempat untuk menurunkan angka stunting di provinsi itu.
Ia mengatakan BKKBN dan Kemenag Sulbar telah melakukan rapat kerja daerah untuk program pembangunan keluarga, kependudukan dan keluarga berencana dengan tema "Bangga Kencana".
Baca juga: Pemerintah kabupaten di Sulbar diminta maksimalkan penanganan stunting
Baca juga: Sulbar adopsi penanganan stunting di Jawa Tengah
Menurut dia, rapat kerja tersebut untuk mendukung percepatan penurunan stunting di Provinsi Sulbar pada 2023.
"Dengan kegiatan tersebut, diharapkan terjadi sinergi agar mampu memecahkan persoalan dan menurunkan angka stunting yang ada di provinsi ini," katanya.
Ia mengatakan tokoh agama dan tokoh masyarakat akan dilibatkan dalam pelaksanaan intervensi stunting di lapangan agar dapat ditekan.
"Rencana kerja penurunan stunting diharapkan dapat dilaksanakan di seluruh kabupaten, kecamatan dan desa melalui intervensi," ujarnya.
Ia berharap pelaksanaan penurunan stunting dapat tepat sasaran. "Stunting di Sulbar mencapai 33,8 persen atau sebanyak 479.699 anak berdasarkan hasil studi status gizi (SDGI).
Menurut dia, kabupaten dengan prevalensi stunting tertinggi di Sulbar adalah Kabupaten Polman mencapai 36 persen, disusul Kabupaten Majene mencapai 35,7 persen.
Baca juga: Angka balita kerdil di Sulbar meningkat
Baca juga: DPRD: Kasus stunting Sulbar tertinggi kedua di Indonesia
Pewarta: M.Faisal Hanapi
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2023