Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menyatakan program Surabaya Bergerak saat ini tidak hanya melulu soal kerja bakti di lingkungan setempat saja, melainkan juga bergerak bersama dalam mengentaskan anak stunting atau kerdil.secara bergantian kami membuat dapur umum anak stunting
"Makanya selama ini sudah ada yang menjadi orang tua asuh anak stunting, dan sudah banyak juga di beberapa kecamatan yang membuat dapur umum untuk membuat makanan tambahan khusus anak stunting," kata Eri Cahyadi di Surabaya, Kamis.
Wali Kota Eri mengatakan, program Surabaya Bergerak yang digagasnya itu mendapat direspons warga dari sejumlah kecamatan dengan membuat dapur umum khusus untuk penanganan anak stunting.
"Inilah bukti bahwa budaya Arek yang selalu gotong royong dan selalu memiliki rasa empati dan simpati masih melekat di tengah-tengah warga Kota Surabaya. Boleh Surabaya menjadi kota kelas dunia, tapi budaya Arek dan budaya gotong royong akan terus digelorakan," kata dia.
Baca juga: World Bank: Penanganan stunting di Surabaya sudah baik
Baca juga: Program Posyandu Prima Surabaya jadi percontohan nasional
Salah satu kecamatan yang sudah rutin membuat dapur umum adalah Kecamatan Mulyorejo. Menurut Camat Mulyorejo Yudi Eko Handono, pihaknya bersama lurah setempat menggugah semangat RT, RW, Kader Surabaya Hebat (KSH) dan juga LPMK-nya untuk bersama-sama dan bersatu mengentas stunting di wilayah tersebut.
Bahkan, lanjut dia, mereka secara bergantian membuat dapur umum dan juga menggalang donasi dari para donatur untuk dibuat makanan tambahan bagi anak-anak stunting di kecamatan tersebut.
"Berdasarkan arahan Pak Wali Kota, kami diminta membangkitkan budaya Arek Suroboyo yang selalu gotong royong, memiliki rasa empati dan simpati yang tinggi, sehingga secara bergantian kami membuat dapur umum anak stunting," kata Yudi.
Sistemnya, lanjut dia, setiap hari ada satu kelurahan di Mulyorejo yang membuat makanan tambahan untuk satu kecamatan, sehingga jadwal setiap harinya sudah ada selama seminggu. Dikarenakan di Kecamatan Mulyorejo ini ada enam kelurahan, akhirnya khusus hari minggunya dicarikan donatur atau sponsor.
"Dana yang di dapur umum itu berasal dari bantingan warga seikhlasnya. Sedangkan yang dari sponsor itu mereka yang langsung membuat makanan sesuai rekomendasi dari pihak Puskesmas. Seperti hari minggu ini kami dapat donatur dari Dimsum Mbledos, sehingga mereka membuat produk dimsum yang khusus makanan balita stunting," ujar dia.
Yudi bersyukur karena semua elemen masyarakat di wilayahnya bisa bersatu dan bergotong royong dalam mengentas stunting. Ternyata, usaha itu sudah mulai kelihatan, pasalnya angka stunting di wilayah Mulyorejo sudah tersisa 19 anak per bulan Maret ini, artinya meluluskan dua anak dari bulan Februari yang angkanya 21 anak stunting.
Baca juga: DPRD: Stunting di Surabaya turun salah satunya peran dari KSH
Salah satu kecamatan yang sudah rutin membuat dapur umum adalah Kecamatan Mulyorejo. Menurut Camat Mulyorejo Yudi Eko Handono, pihaknya bersama lurah setempat menggugah semangat RT, RW, Kader Surabaya Hebat (KSH) dan juga LPMK-nya untuk bersama-sama dan bersatu mengentas stunting di wilayah tersebut.
Bahkan, lanjut dia, mereka secara bergantian membuat dapur umum dan juga menggalang donasi dari para donatur untuk dibuat makanan tambahan bagi anak-anak stunting di kecamatan tersebut.
"Berdasarkan arahan Pak Wali Kota, kami diminta membangkitkan budaya Arek Suroboyo yang selalu gotong royong, memiliki rasa empati dan simpati yang tinggi, sehingga secara bergantian kami membuat dapur umum anak stunting," kata Yudi.
Sistemnya, lanjut dia, setiap hari ada satu kelurahan di Mulyorejo yang membuat makanan tambahan untuk satu kecamatan, sehingga jadwal setiap harinya sudah ada selama seminggu. Dikarenakan di Kecamatan Mulyorejo ini ada enam kelurahan, akhirnya khusus hari minggunya dicarikan donatur atau sponsor.
"Dana yang di dapur umum itu berasal dari bantingan warga seikhlasnya. Sedangkan yang dari sponsor itu mereka yang langsung membuat makanan sesuai rekomendasi dari pihak Puskesmas. Seperti hari minggu ini kami dapat donatur dari Dimsum Mbledos, sehingga mereka membuat produk dimsum yang khusus makanan balita stunting," ujar dia.
Yudi bersyukur karena semua elemen masyarakat di wilayahnya bisa bersatu dan bergotong royong dalam mengentas stunting. Ternyata, usaha itu sudah mulai kelihatan, pasalnya angka stunting di wilayah Mulyorejo sudah tersisa 19 anak per bulan Maret ini, artinya meluluskan dua anak dari bulan Februari yang angkanya 21 anak stunting.
Baca juga: DPRD: Stunting di Surabaya turun salah satunya peran dari KSH
Baca juga: DPRD: Stunting di Surabaya turun salah satunya peran dari KSH
Selain itu, dapur umum untuk anak stunting juga ada di kecamatan Pabean Cantian. Menurut Camat Pabean Cantian Muhammad, Januar Rizal, program ini digagas bersama UMKM, KSH, perusahaan atau donatur yang ada di wilayah setempat. Tujuannya untuk memberikan pelayanan bantuan terhadap anak yang memiliki gangguan pertumbuhan.
"Program ini adalah program Pemkot Surabaya dalam rangka untuk percepatan penurunan angka balita stunting di Kecamatan Pabean Cantian," kata Rizal.
Dia berharap, dengan adanya dapur umum balita stunting ini bisa menambah kecukupan gizi dan keanekaragaman makanan bagi mereka. Sebab, program tersebut, juga memberikan bantuan terhadap anak-anak yang mengalami keterbatasan fisik.
Baca juga: Wali kota sebut stunting di Surabaya turun drastis dua tahun terakhir
Selain itu, dapur umum untuk anak stunting juga ada di kecamatan Pabean Cantian. Menurut Camat Pabean Cantian Muhammad, Januar Rizal, program ini digagas bersama UMKM, KSH, perusahaan atau donatur yang ada di wilayah setempat. Tujuannya untuk memberikan pelayanan bantuan terhadap anak yang memiliki gangguan pertumbuhan.
"Program ini adalah program Pemkot Surabaya dalam rangka untuk percepatan penurunan angka balita stunting di Kecamatan Pabean Cantian," kata Rizal.
Dia berharap, dengan adanya dapur umum balita stunting ini bisa menambah kecukupan gizi dan keanekaragaman makanan bagi mereka. Sebab, program tersebut, juga memberikan bantuan terhadap anak-anak yang mengalami keterbatasan fisik.
Baca juga: Wali kota sebut stunting di Surabaya turun drastis dua tahun terakhir
Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2023