Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) meminta seluruh pemerintah daerah agar tidak mengabaikan pentingnya intervensi yang diberikan selama 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) yang menjadi salah satu indikator penentu anak stunting.
“Saya ingin sampaikan bahwa 1.000 HPK itu template manusia di mana kualitas otaknya ditentukan pada masa itu,” kata Kepala BKKBN Hasto Wardoyo dalam Webinar Seri 2 Praktik Baik De’Best 1.000 HPK yang diikuti secara daring di Jakarta, Rabu.
Hasto menuturkan 1.000 HPK merupakan masa krusial di mana tumbuh kembang anak baik secara tinggi badan maupun kemampuan intelektual anak ditentukan pada masa tersebut. Usai anak berusia 24 bulan atau dua tahun, ubun-ubun akan menutup sehingga jika intervensi kepada anak stunting terlambat diberikan akan memberikan dampak buruk bagi anak di masa depannya.
Baca juga: BKKBN minta pemda lapor bila temukan kendala pada pengentasan stunting
"Misalnya, tinggi tubuh yang tidak optimal diikuti dengan kemampuan belajar yang rendah dan mudah terserang penyakit metabolik di usia tuanya," kata Hasto.
Ia menegaskan waktu perkembangan tersebut bukan diatur oleh dokter atau para pakar lainnya, melainkan sudah dibentuk oleh Tuhan sejak pertama kali manusia dilahirkan. Untuk itu, pemberian asupan gizi seimbang pada anak utamanya protein hewani dan pola asuh keluarga yang baik perlu dimaksimalkan.
“Saya minta bapak dan ibu jangan meninggalkan generasi yang lemah. Kalau bapak dan ibu mau hamil dan melahirkan, maka rencanakanlah dengan baik. Kemudian jangan sampai anak kita menjadi generasi yang lemah dan tidak pintar,” katanya.
Hasto menyebutkan BKKBN dalam membantu pemda mengawasi keluarga berisiko stunting, terutama yang memiliki anak di bawah dua tahun (baduta), telah menggerakkan Tim Pendamping Keluarga (TPK) untuk memberikan pendampingan beserta menghadirkan program Bina Keluarga Balita (BLB) di tiap desa.
Baca juga: BKKBN: Daerah pelosok perlu intervensi khusus turunkan stunting
“Meskipun fisik anak belum hebat, tetapi kalau tumbuh dengan berkualitas dia akan mencari jalannya sendiri dan membawa keluarganya (hidup lebih baik),” katanya.
Dalam sambutannya, Hasto turut mengucapkan terima kasih dan apresiasinya pada semua pemda yang telah melibatkan diri dan bekerja keras melindungi anak bangsa dari stunting, melalui sejumlah upaya atau program yang dijalankan hingga tingkat desa.
Dia juga mengapresiasi pihak TNI/Polri, khususnya anggota Dharma Pertiwi TNI yang telah bekerja sama ikut turun ke lapangan, untuk mengentaskan stunting dengan berbagai aksi nyata di sejumlah daerah melalui giat roadshow bersama BKKBN.
Baca juga: Menko PMK: 1.000 Hari Pertama Kehidupan anak jangan ada yang terlewat
“Kami turut mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ketua Umum Dharma Pertiwi, yang sudah berkenan memberikan arahan dan juga kegiatan secara riil maupun konkret di lapangan dengan jajaran,” kata Hasto.
Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2023