Greenfields berkomitmen memberikan nutrisi terbaik bagi seluruh masyarakat Indonesia secara bertanggung jawab sekaligus juga melakukan upaya jangka panjang dalam membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan komunitas peternak sapi perah sekitar.
CEO Greenfields Indonesia Andre Rompis dalam peringatan Hari Susu Sedunia di Jakarta, Selasa, mengatakan hal itu sejalan dengan tiga fokus utama dalam peringatan Hari Susu Sedunia yang jatuh pada setiap tanggal 1 Juni.
"Satu, meningkatkan status nutrisi masyarakat, yang kedua melakukan proses produksi dengan bertanggung jawab, dan ketiga memajukan kesejahteraan masyarakat dan komunitas, dan sangat membanggakan bagi saya dan bagi kami semua masyarakat di Greenfields ini bahwa fokus ini sangat 100 persen sejalan dengan prinsip Greenfields," ucap Andre.
Andre mengatakan Greenfields memiliki prinsip integrated dairy farming yang 100 persen asli Indonesia dengan membangun peternakan Greenfields yang berlokasi di Malang dan Blitar, Jawa Timur.
Dalam produksinya, Greenfields juga menerapkan prinsip Farming Philosophy dengan best practice of dairy farming management guna menjamin baiknya kuantitas maupun kualitas produk mulai dari peternakan, proses produksi, sampai pada saat pemasaran ke masyarakat.
Baca juga: Kemenperin dorong peningkatan produksi susu sapi perah
Hal itu dibuktikan dalam peternakan sapi Greenfields Jawa Timur yang memiliki lebih dari 19.000 sapi perah jenis Holstein maupun Jersey yang dirawat di bawah pengawasan para tim dokter, veteriner, dan ahli gizi peternakan yang sudah berpengalaman.
Dengan perawatan asupan pakan yang berkualitas tinggi, maka sapi selalu sehat dan senang sehingga dapat memberikan susu yang berkualitas tinggi.
"Di proses produksi juga kami memperlakukan aspek-aspek lingkungan sebagai suatu hal yang penting, kami melakukan pengolahan limbah yang terstruktur seperti pengolahan kotoran sapi yang menjadi biogas dan juga untuk pupuk," lanjut Andre.
Greenfields juga memiliki komitmen lebih untuk memberdayakan para peternak lokal di sekitarnya melalui program yang disebut kemitraan sapi perah Greenfield atau disingkat KSG.
Sementara itu, Kepala Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur Ir. Indyah Aryani MM berharap adanya peternakan Greenfields di Jawa Timur dapat ikut menyejahterakan peternak yang terdampak pandemi penyakit mulut dan kuku (PMK) beberapa waktu lalu.
Menurut dia, pandemi PMK berdampak luar biasa bagi perekonomian lokal maupun peternakan, khususnya industri persusuan di Jatim. Jumlah populasi sapi potong dari awalnya sekitar 355 ribu, telah turun kurang lebih hampir 7,6 persen populasinya dengan adanya pandemi tersebut.
Baca juga: Jatim pertahankan posisi sentra produksi susu sapi tertinggi
"Ini tantangan kita saat ini dengan populasi turun produksi menurun, tidak ada PMK saja produksi susu Jatim kurang, ini PR bersama bagaimana membangkitkan produksi sapi perah"” ucap Indyah.
Ia pun menambahkan produksi susu di Jawa Timur yang tidak optimal terjadi karena kurangnya jumlah sapi perah dengan kualitas bagus di peternakan rakyat. Saat PMK melanda, produksi susu sapi di Jawa Timur hanya sekitar 4-5 liter.
Oleh karena itu, ia ingin memberdayakan kembali semangat peternak sapi perah, setelah perekonomian peternak limbung akibat PMK, salah satunya melalui tambahan sapi betina yang fresh.
"Dari Greenfields ada turunan sapi impor ini bisa nanti untuk supporting peternak kita. Harapan ini bermitranya ditambah nanti kami support dari pemerintah nanti kita sama-sama bersinergi untuk peternak kita," ucapnya.
Indyah mengatakan peran dari pemerintah maupun PT Greenfields Indonesia bisa membantu peternak di provinsi Jawa Timur untuk bisa bangkit dalam memelihara sapi perah agar produksi susu di Jawa Timur maupun Indonesia secara luas dapat memenuhi harapan.
Baca juga: Kementan gandeng swasta-universitas dongkrak produksi susu sapi
Baca juga: Kandang sapi peternak direnovasi tingkatkan produktivitas susu
Baca juga: Greenfields luncurkan KSG dan MCC untuk peternak sapi perah lokal
Pewarta: Fitra Ashari
Editor: Satyagraha
Copyright © ANTARA 2023