Menteri Pertanian (Mentan) RI Syahrul Yasin Limpo menilai para petani di Kabupaten Solok, Sumatera Barat, berhasil memajukan sektor pertanian selama dua tahun terakhir.Saya kagum langkah yang ada di Solok, Sumatera Barat, yang begitu cepat
"Saya kagum langkah yang ada di Solok, Sumatera Barat, yang begitu cepat karena dalam dua tahun bisa mengimbangi petani-petani di daerah lain," kata Mentan Syahrul Yasin Limpo di Kabupaten Solok, Sumbar, Rabu.
Hal tersebut disampaikan Mentan Syahrul Yasin Limpo saat melakukan peninjauan kawasan pengembangan bawang merah di Kabupaten Solok, Sumatera Barat.
Bagaimanapun juga, sambung dia, petani-petani di Pulau Jawa agresif dalam mengembangkan sektor pertanian termasuk dalam hal koperasi. Di Sumatera Barat khususnya di Solok hal demikian juga dijumpai.
Menurutnya, pemerintah pusat melalui Kementerian Pertanian bersama Pemprov Sumatera Barat dan Pemkab Solok akan mendorong sebuah konsepsi sistem pertanian terpadu di provinsi itu.
"Integrated farming ini akan mendorong macam-macam jenis pertanian dalam sebuah konsepsi yang tertata," jelas dia.
Baca juga: Mentan bagikan 4 ton benih padi antisipasi kekeringan karena El Nino
Baca juga: Mentan yakin para peneliti bantu wujudkan ketahanan pangan nasional
Konsep sistem pertanian terpadu tersebut tidak hanya dibutuhkan bagi Provinsi Sumatera Barat namun juga bagi provinsi lainnya di Tanah Air sehingga semua daerah akan didorong untuk mengimplementasikannya.
Mentan mengatakan sistem pertanian terpadu juga menjadi strategi bagi pemerintah khususnya sektor pertanian dalam menghadapi dampak El Nino, perubahan iklim dan lainnya.
Syahrul Yasin Limpo juga menilai Kabupaten Solok mempunyai sumber daya alam yang menjanjikan terutama sektor pertanian untuk terus dikembangkan.
"Di Solok ini ada danau, lahan sangat subur ditambah pemerintah daerahnya yang agresif mendorong optimalisasi pemanfaatan lahan," ucap dia.
Baca juga: Pemerintah sampaikan langkah antisipasi dampak el nino terjadi Agustus
Baca juga: Mentan sebut perlu terobosan hadapi ancaman krisis pangan global
Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2023