"Bisa jadi dalam proses dua tahun COVID-19. Kini mereka sedang bangkit ekonominya," kata Heru usai membahas masalah data kemiskinan di DKI Jakarta bersama jajarannya di Balai Kota DKI, Jakarta Pusat, Selasa.
Menurut dia, mungkin ada pendatang yang baru berproses mencari kerja. "Ya dinamika mobilitas kan tinggi di DKI, ya wajar," katanya.
Menurut dia, mungkin ada pendatang yang baru berproses mencari kerja. "Ya dinamika mobilitas kan tinggi di DKI, ya wajar," katanya.
Dalam pembahasan masalah tersebut, pihaknya membahas pengentasan kemiskinan di DKI Jakarta hingga upaya menurunkan angkanya.
"Pertama, pemerintah daerah menjaga batas kemiskinan supaya tidak masuk lebih dalam lagi. Bawahnya kita jaga, jaga dengan yang biasa pemda katakan, jaminan sosial itu kita tahan di sana," kata Heru.
Baca juga: Heru sinkronkan data kemiskinan tiap dua bulan
Baca juga: Pemerintah Pusat dan Pemprov DKI percepat turunkan kemiskinan ekstrem
Baca juga: Heru sinkronkan data kemiskinan tiap dua bulan
Baca juga: Pemerintah Pusat dan Pemprov DKI percepat turunkan kemiskinan ekstrem
Menurut Heru, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta tidak bisa mengatasi masalah kemiskinan ini sendirian dan membutuhkan bantuan pemerintah pusat.
"Setiap kota pasti ada, tentunya tidak hanya DKI sendiri, pemerintah pusat tentunya juga harus membantu," kata Heru.
Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi DKI Jakarta telah mengumumkan angka kemiskinan pada Maret 2023 masih sebesar 4,44 persen atau turun 0,09 persen dibandingkan Maret 2020 sebesar 4,53 persen.
Jika dibandingkan September 2022, angka kemiskinan saat ini turun 0,17 persen poin.
Hal ini merupakan preseden baik di tengah berbagai upaya pengentasan kemiskinan yang tengah dilakukan oleh Pemprov DKI Jakarta.
Pewarta: Siti Nurhaliza
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2023