“Happy (senang) banget! Tahun ini sebenarnya (menjadi) film Indonesia ke Busan yang terbanyak ya, ada 17 film yang aku dengar,” kata Laura Basuki saat menghadiri konferensi pers di Gedung Kemendikbudristek RI, Jakarta Pusat, Senin.
Laura Basuki akan pergi ke Busan mewakili film panjang “24 Jam Bersama Gaspar”, salah satu karya film terpilih untuk mewakili Indonesia. Film garapan sutradara Yosep Anggi Noen itu berhasil masuk ke dalam nominasi untuk kategori Kim Ji Seok Award di BIFF 2023 dan menjadi satu-satunya film Indonesia yang masuk ke dalam kategori tersebut.
Baca juga: Ario Bayu: BIFF pertanda kebangkitan film Indonesia
Baca juga: Ario Bayu: BIFF pertanda kebangkitan film Indonesia
Rencananya, dia bersama tim sineas lainnya akan pergi ke Busan pada Rabu besok. BIFF 2023 akan menjadi gelaran festival film di Busan yang pertama kali diikuti oleh Laura Basuki dan dia pun akan berpartisipasi dalam sejumlah kegiatan selama berada di sana.
“Jadi, aku akan ada premier red carpet-nya, kemudian opening night dan beberapa acara Q and A, awarding night,” kata perempuan Laura Basuki, aktris kelahiran 9 Januari 1988 tersebut.
Keikutsertaan Laura dalam ajang festival film internasional bukanlah kali pertamanya. Sebelumnya, dia sempat memenangkan penghargaan Silver Bear kategori Best Supporting Performance untuk film “Before, Now, & Then” di Berlin International Film Festival 2022.
Untuk itu, dia berharap keikutsertaan dirinya bersama sineas lainnya di BIFF 2023 dapat memberikan dampak positif bagi dunia perfilman Tanah Air. Laura juga ingin agar karya-karya sineas Indonesia mendapat perhatian lebih dari dunia internasional dengan akses menonton yang lebih mudah untuk mereka.
“Acara festival ini jadi pintu untuk kita networking, memperlihatkan film-film Indonesia seperti apa yang selama ini aksesnya cukup minim,” kata Laura.
Film “24 Jam Bersama Gaspar” merupakan adaptasi dari novel karya Sabda Armandio. Film itu menjadi salah satu film panjang yang akan masuk ke dalam salah satu kompetisi utama di BIFF 2023.
Ada sebuah hal menarik saat dia melakukan proses syuting film “24 Jam Bersama Gaspar”, Laura mengaku harus bolak-balik antara Semarang (lokasi syuting film) dan Jakarta karena saat itu ada dua proyek film yang dilakukannya secara bersamaan.
Meski begitu, Laura mengaku menikmati proses syuting film tersebut dan akhirnya berhasil masuk ke dalam ajang prestisius BIFF 2023. Melalui keikutsertaan karya film dari sineas Indonesia di tahun ini, dia ingin melihat seberapa jauh konsistensi Indonesia untuk melenggang kembali dalam festival atau ajang internasional serupa di masa mendatang.
“Aku sangat menunggu regenerasi, mulai dari sutradara, talent, aktor, maupun kru, ingin terus tumbuh talenta baru (di Indonesia),” kata Laura.
Baca juga: Pemeran utama "Teluh Darah" hadiri upacara pembukaan BIFF 2022
Baca juga: Laura Basuki: Lebih menantang saat adegan bengong
Baca juga: Laura Basuki menikmati baca buku bertema psikologi serta fiksi fantasi
Baca juga: Pemeran utama "Teluh Darah" hadiri upacara pembukaan BIFF 2022
Baca juga: Laura Basuki: Lebih menantang saat adegan bengong
Baca juga: Laura Basuki menikmati baca buku bertema psikologi serta fiksi fantasi
Pewarta: Vinny Shoffa Salma
Editor: Natisha Andarningtyas
Copyright © ANTARA 2023