• Beranda
  • Berita
  • Menteri Siti tekankan kolaborasi bangkitkan ekonomi biru berkelanjutan

Menteri Siti tekankan kolaborasi bangkitkan ekonomi biru berkelanjutan

9 Oktober 2023 22:41 WIB
Menteri Siti tekankan kolaborasi bangkitkan ekonomi biru berkelanjutan
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) RI Siti Nurbaya Bakar (keempat kanan) menghadiri peluncuran pusat riset dan pengembangan ekonomi biru di sela KTT AIS Forum 2023 di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, Senin (9/10/2023) (ANTARA/HO-AIS Forum)

Mangrove memiliki potensi karbon biru yang tinggi, di Indonesia ini menjadi bagian dari strategi pembangunan rendah karbon nasional.

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar menekankan tentang pentingnya meningkatkan kolaborasi negara-negara pulau dan kepulauan untuk membangkitkan ekonomi biru berkelanjutan melalui optimalisasi ekonomi biru dari pengelolaan sektor kelautan dan pesisir.

"Konsep ekonomi biru adalah salah satu konsep holistik mendorong pertumbuhan ekonomi, sekaligus kelestarian lingkungan, inklusi sosial dan penguatan ekosistem laut," ujarnya dalam keterangan di Jakarta, Senin.

Pada 9 Oktober 2023, Menteri Siti menyampaikan pidato pembuka dalam dialog tingkat tinggi ekonomi biru Forum Negara-Negara Pulau dan Kepulauan atau Archipelagic and Island States (AIS) Forum di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali.

Dia mengungkapkan bahwa untuk menjadikan ekonomi biru menjadi salah satu penunjang pertumbuhan ekonomi dunia yang berkelanjutan, maka kolaborasi dari negara-negara pulau dan kepulauan yang tergabung dalam Forum AIS menjadi penting.

Baca juga: KTT AIS jadi sarana diplomasi kelautan dan ekonomi biru Indonesia

Baca juga: Menlu Retno tegaskan RI komitmen atasi isu kelautan di AIS Forum


Menurutnya, saat ini lautan berada di bawah tekanan dari banyaknya aktivitas manusia, yang didorong oleh pemenuhan kebutuhan akan makanan, air, energi, obat-obatan, transportasi, perdagangan, dan rekreasi.

Berbagai tekanan itu mendorong terjadinya perusakan habitat, penangkapan ikan berlebihan, polusi, dan pembangunan pesisir yang tidak teratur, sehingga mengancam sumber daya lautan dan jasa-jasa lautan yang menunjang kehidupan dan keseimbangan alam.

"Tekanan-tekanan tersebut semakin parah hingga telah menyebabkan hilangnya keanekaragaman hayati, menurunnya stok ikan, dan ancaman perubahan iklim," kata Siti.

Melalui momentum Forum AIS, dia mengajak para pemimpin Negara-Negara Pulau dan Kepulauan menempatkan fokus untuk bekerja sama lintas sektor di semua tingkat pemerintahan guna memastikan ekonomi biru yang berkelanjutan berkembang untuk semua.

Penyatuan pemikiran para pemimpin, akademisi, pakar, dan business leader sangat penting untuk lebih mempercepat aksi kolaboratif melalui visi yang selaras di antara negara-negara pulau dan kepulauan.

Menteri Siti mengungkapkan bahwa ekosistem mangrove di Indonesia telah banyak diupayakan untuk memperkuat ketahanan pesisir pulau-pulau di Indonesia yang diselaraskan dengan upaya mendorong kebangkitan ekonomi biru berkelanjutan terlebih untuk masyarakat lokal.

Hal ini karena ekosistem mangrove telah terbukti menyediakan jasa ekosistem yang sangat penting bagi masyarakat lokal, namun juga berperan besar untuk populasi global.

"Mangrove memiliki potensi karbon biru yang tinggi, di Indonesia ini menjadi bagian dari strategi pembangunan rendah karbon nasional," pungkas Menteri Siti.*

Baca juga: KKP luncurkan Profil Aksi Mitigasi Karbon Biru di "side event" KTT AIS

Baca juga: Pusat media KTT AIS Forum 2023 terapkan konsep transformasi digital

Pewarta: Sugiharto Purnama
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2023