"Dengan akreditasi yang diuntungkan nantinya masyarakat karena akreditasi yang baik akan berdampak pada pelayanan kesehatan yang juga lebih baik dan meningkat kepada masyarakat," katanya di Magelang, Jumat, saat membuka lokakarya Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit (SNARS) Edisi I di salah satu hotel di Kota Magelang, Jumat.
Ia mengemukakan pentingnya pelayanan kesehatan secara optimal kepada masyarakat yang diselenggarakan oleh pihak rumah sakit.
Selain itu, Sigit juga mengemukakan pentingnya petugas di rumah sakit bersikap ramah dan memberikan pelayanan sepenuh hati kepada masyarakat atau pasien, karena hal itu memberi pengaruh positif bagi kesembuhan pasien.
"Layani dengan senyum dan hati, mereka bisa senang dan cepat sembuh," ujar dia.
Ketua Asosiasi Rumah Sakit Daerah (Arsada) Jawa Tengah Sri Harso mengatakan pada tahun ini akreditasi rumah sakit akan kembali dilaksanakan oleh Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS), termasuk di Provinsi Jateng.
Ia mengatakan akreditasi rumah sakit pada tahun ini menggunakan SNARS Edisi I yang merupakan standar akreditasi baru, bersifat nasional, dan diberlakukan secara nasional di Indonesia pada 2018.
"Akreditasi dengan SNARS Edisi I ini penyempurnaan dari sebelumnya. Hampir sama, hanya disempurnakan saja. Untuk penyempurnaan di bagian mana saja saya juga belum tahu ini," ujarnya di sela pembukaan lokakarya selama dua hari di kota itu yang diikuti 470 orang perwakilan dari berbagai rumah sakit di Jateng.
Selama ini, katanya, akreditasi rumah sakit menggunakan standar akreditasi berdasarkan tahun berapa standar tersebut mulai digunakan untuk penilaian sehingga belum pernah ada SNARS di Indonesia.
Ia mengatakan peluncuran SNARS Edisi I oleh Menteri Kesehatan beberapa waktu lalu.
"Seluruh rumah sakit harus menyesuaikan dengan standar yang baru tersebut sehingga kami menyelenggarakan `workshop` terkait hal itu," kata dia.
Ia mengharapkan melalui lokakarya tersebut, semua rumah sakit bisa terakreditasi secara keseluruhan dan bisa memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik kepada masyarakat.
Peserta lokakarya yang berjumlah 470 orang tersebut, antara lain tenaga medis 149 orang, manajemen 84 orang, dan perawat 137 orang.
Baca juga: 485 rumah sakit sudah buka pendaftaran online pasien BPJS
Baca juga: Rini apresiasi RS BUMN terakses dokter negeri
Baca juga: Menkes dorong penelitian yang menunjang pembangunan kesehatan
Baca juga: Menkes harapkan ada penyelesaian dokter Terawan-IDI
Pewarta: Maximianus Hari Atmoko
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2018