• Beranda
  • Berita
  • Edy pertanyakan Djarot dalam berdayakan kearifan lokal

Edy pertanyakan Djarot dalam berdayakan kearifan lokal

6 Mei 2018 01:18 WIB
Edy pertanyakan Djarot dalam berdayakan kearifan lokal
Pasangan cagub-wagub Sumut nomor urut satu Edy Rahmayadi (kiri)-Musa Rajekshah (kanan) menyampaikan program pada Debat Publik Pilkada Sumut, di Medan, Sumatera Utara, Sabtu (5/5/2018). Debat publik yang dihadiri dua pasangan calon cagub-wagub Edy Rahmayadi-Musa Rajekshah dan Djarot Saiful Hidayat-Sihar Sitorus tersebut mengangkat tema Tata Kelola Pemerintahan Bebas dari Korupsi. (ANTARA FOTO/Irsan Mulyadi)
Medan (ANTARA News) - Calon Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi mempertanyakan Djarot Saiful Hidayat mengenai pemberdayaan kearifan lokal dalam pemerintahan.

Dalam debat tahap pertama di Medan, Sabtu malam, Edy menyebutkan adanya kearifan lokal dengan istilah "Dalihan Na Tolu" yang cukup dikenal di kalangan etnis Batak.

Cagub yang berpasangan dengan Musa Rajekshah tersebut beranggapan, kearifan lokal bisa dijadikan prinsip dalam pemerintahan.

Menanggapi pertanyaan itu, Djarot menjelaskan bahwa kearifan lokal memang sangat penting, bahkan dapat menjadi salah satu dasar ketika mengambil keputusan dan kebijakan dalam pemerintahan.

Dengan konsep Dalihan Na Tolu, ada keseimbangan tiga sama sisi dalam pranata sosial yang mengedepankan dialog, termasuk dalam masalah pertanahan.

Pemanfaatan kearifan lokal yang berujung pada dialog untuk mengambil mufakat itu tercantum dalam sila keempat Pancasila yakni musyawarah dalam mencapai mufakat.

Cagub yang berpasangan dengan Sihar Sitorus tersebut sepakat jika kearifan lokal berupa Dalihan Na Tolu dapat dimaksimalkan, terutama dalam menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan adat.

"Karena itu, saya sangat yakin, tidak ada masalah yang tidak selesai jika diselesaikan dengan mufakat," katanya dalam debat yang digelar KPU Sumut itu.

Cagub Edy kembali mempertanyakan pemanfaatan kearifan lokal dalam etnis Batak tersebut terkait program pengembangan potensi wisata Danau Toba karena akan ada 500 hektare lahan yang sebagiannya milik masyarakat akan digunakan.

Apalagi, kata cagub yang didukung koalisi enam parpol tersebut, di lahan yang akan digunakan itu ada kuburan raja adat dan pengertian adat.

Menanggapi hal itu, Djarot Saiful Hidayat mengakui bahwa kearifan lokal Dalinan Na Tolu sangat baik digunakan di kawasan Danau Toba dengan mengajak para raja dan pengetua adat untuk membahasnya.

Karena itu, kata Djarot, gubernur dan wakil gubernur perlu turun untuk berdialog dengan masyarakat, termasuk dengan masyarakat Sumut yang selama ini dikenal dengan sikap yang keras dan tegas.

Baca juga: Djarot ingin ubah image negatif Sumut

"Masyarakat Sumut memang keras, tapi kalau pintar mengambil hatinya, masyarakat Sumut manis dan baik hati," ujar cagub yang didukung PDI Perjuangan dan PPP itu.

Baca juga: "Madina Bersatu" alihkan dukungan dari Edy Rahmayadi ke Djarot

Pewarta: Irwan Arfa
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2018