Dalam debat tahap pertama di Medan, Sabtu malam, Edy menyebutkan adanya kearifan lokal dengan istilah "Dalihan Na Tolu" yang cukup dikenal di kalangan etnis Batak.
Cagub yang berpasangan dengan Musa Rajekshah tersebut beranggapan, kearifan lokal bisa dijadikan prinsip dalam pemerintahan.
Menanggapi pertanyaan itu, Djarot menjelaskan bahwa kearifan lokal memang sangat penting, bahkan dapat menjadi salah satu dasar ketika mengambil keputusan dan kebijakan dalam pemerintahan.
Dengan konsep Dalihan Na Tolu, ada keseimbangan tiga sama sisi dalam pranata sosial yang mengedepankan dialog, termasuk dalam masalah pertanahan.
Pemanfaatan kearifan lokal yang berujung pada dialog untuk mengambil mufakat itu tercantum dalam sila keempat Pancasila yakni musyawarah dalam mencapai mufakat.
Cagub yang berpasangan dengan Sihar Sitorus tersebut sepakat jika kearifan lokal berupa Dalihan Na Tolu dapat dimaksimalkan, terutama dalam menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan adat.
"Karena itu, saya sangat yakin, tidak ada masalah yang tidak selesai jika diselesaikan dengan mufakat," katanya dalam debat yang digelar KPU Sumut itu.
Cagub Edy kembali mempertanyakan pemanfaatan kearifan lokal dalam etnis Batak tersebut terkait program pengembangan potensi wisata Danau Toba karena akan ada 500 hektare lahan yang sebagiannya milik masyarakat akan digunakan.
Apalagi, kata cagub yang didukung koalisi enam parpol tersebut, di lahan yang akan digunakan itu ada kuburan raja adat dan pengertian adat.
Menanggapi hal itu, Djarot Saiful Hidayat mengakui bahwa kearifan lokal Dalinan Na Tolu sangat baik digunakan di kawasan Danau Toba dengan mengajak para raja dan pengetua adat untuk membahasnya.
Karena itu, kata Djarot, gubernur dan wakil gubernur perlu turun untuk berdialog dengan masyarakat, termasuk dengan masyarakat Sumut yang selama ini dikenal dengan sikap yang keras dan tegas.
Baca juga: Djarot ingin ubah image negatif Sumut
"Masyarakat Sumut memang keras, tapi kalau pintar mengambil hatinya, masyarakat Sumut manis dan baik hati," ujar cagub yang didukung PDI Perjuangan dan PPP itu.
Baca juga: "Madina Bersatu" alihkan dukungan dari Edy Rahmayadi ke Djarot
Pewarta: Irwan Arfa
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2018