Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, di Surabaya, Selasa, mengatakan nantinya dengan alat deteksi dini tersebut, Pemkot Surabaya bisa memantau warga itu apakah baru kembali dari luar negeri atau bagaimana.
"Pengembangan alat ini nanti akan bekerja sama dengan pihak Imigrasi dan pihak kepolisian. Semoga segera selesai. Nanti kalau sudah siap, akan saya sampaikan," kata Risma.
Menurut dia, yang paling penting dalam musibah ini adalah deteksi dini. Sebab, lanjut dia, apabila masalah keluarga ini bisa dideteksi sejak dini, maka dapat dipastikan tidak akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan dan tidak akan ada korban lebih lanjut.
"Malam ini saya akan ketemu dengan RT/RW. Besok Rabu (16/5) pagi saya akan ketemu dengan kepala sekolah dan siangnya saya akan ketemu dengan takmir masjid untuk melakukan deteksi dini hal-hal seperti ini," katanya.
Selain itu, Risma berpesan kepada seluruh RT/RW dan warga Surabaya apabila melihat orang-orang yang mencurigakan, orang baru, pertemuan-pertemuan yang tidak ada laporan patut diwaspadai dan segera dilaporkan.
"Bukan berarti berprasangka buruk, tetapi mendeteksi dini itu yang sangat penting dan terjaga. Tolong kita sama-sama peka," katanya.
Adapun, bentuk deteksi dini dan kepeduliaan yang bisa dilakukan masyarakat diantaranya, membuat surat edaran kepada RT/RW untuk melaporkan dan mewaspadai warga baru maupun warga yang datang dan pergi.
"Semua informasi harus dideteksi sedini mungkin dan jika semua sama-sama bergerak, maka kita berhasil mencegah aksi semacam ini," katanya.
Baca juga: Densus 88 ledakkan puluhan bom temuan di Surabaya
Baca juga: Di Surabaya, polisi baku tembak dengan teroris
Baca juga: Kominfo tutup ratusan akun setelah aksi teror
Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2018