"Nahdlatul Ulama mengimbau untuk memandang perbedaan sebagai rahmat. Perbedaan pilihan calon kepala daerah tidak boleh menjadi alasan untuk perpecahan, apalagi saling menghasut, mengintimidasi dan memprovokasi dengan alasan apa pun," kata Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj, dalam pernyataan tertulis, di Jakarta, Senin.
Said Aqil mengatakan semua pihak harus mengutamakan kepentingan bangsa dan negara dengan menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan.
"Nahdlatul Ulama mengajak seluruh warga negara Indonesia untuk sama-sama menjaga ketertiban, ketenangan, dan keamanan bersama, baik sebelum, saat, dan sesudah pelaksanaan pilkada," ujarnya.
PBNU mengimbau kepada para calon kepala daerah dan wakilnya untuk dapat bersaing secara sehat, jujur, fair, taat hukum, mengedepankan akhlak yang baik, dan menerima hasil pilkada secara bertanggung jawab.
"Kepada pihak-pihak yang pada akhirnya memiliki ketidakpuasan atas berbagai sebab dalam pelaksanaan pilkada ini agar menyerahkan kepada mekanisme hukum dan peraturan perundang-undangan yang berlaku," katanya.
Nahdlatul Ulama mempercayakan pelaksanaan pilkada kepada penyelenggara, yakni KPU, Bawaslu, dan DKPP agar dapat melaksanakan pilkada dengan profesional, mandiri, netral dan dapat melayani seluruh kepentingan sebaik-baiknya, baik kepada masyarakat pemilih maupun kepada semua calon tanpa terkecuali.
Nahdlatul Ulama mengimbau kepada warga negara agar menggunakan hak pilih secara bertanggung jawab dengan memegang prinsip bebas, jujur, adil, rahasia dan bermartabat untuk menentukan calon pemimpin daerah yang diyakini memiliki kompetensi dan akhlak yang baik, serta kemauan untuk membangun kemaslahatan masyarakat.
Said Aqil juga menegaskan bahwa sebagai organisasi sosial keagamaan yang tidak berpolitik praktis, NU secara organisasi tidak dapat mendukung calon tertentu.
Baca juga: Presiden putuskan 27 Juni sebagai libur nasional
Baca juga: Pemerintah setuju 27 Juni libur nasional
Baca juga: Polda Metro kerahkan 41.000 personel amankan pilkada
Pewarta: Sigit Pinardi
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2018